Inilah Keutamaan Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

Salah satu keistimewaan di bulan Muharaam adalah keutamaan menyantuni anak yatim. Selain memang memiliki banyak keutamaan jika dilaksanakan di bulan Muharram, menyantuni anak yatim juga menjadi salah satu hal yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Selama hidupnya, Rasulullah senantiasa menyantuni, mengasihi, dan memberikan bantuan kepada anak yatim, sehingga mereka tetap memiliki sosok dan nafkah dari seorang Ayah.

 

Baca juga: 5 Kisah Anak Yatim Tangguh Jadi Tokoh Pengubah Dunia

 

Dari apa yang Rasulullah contohkan, di dalam ayat Al-Quran pun juga banyak perintah untuk menyantuni dan mengasihi anak yatim. Berikut adalah ayat-ayat Al-Quran yang berkenaan dengan perintah menyantuni anak yatim dan penjelasan tentang menyantuni anak yatim di bulan Muharram.

Menyantuni Yatim di Bulan Muharram

keutamaan menyantuni anak yatim di bulan muharram
Clarissa Angelia, anak perempuan kelas 6 tingkat SD, menerima bingkisan peralatan sekolah

Sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahwa tanggal 10 Muharam adalah sebagai Hari Raya dari anak-anak Yatim. Istilah ini sebenarnya bermula dari beberapa anggapan dan tentu saja tidak lepas dari adanya perbedaan pendapat. Dalam Islam sendiri, hari raya disebutkan hanya ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.

“Dari Anas, ia berkata: Rasulullah SAW datang ke Madinah dan mereka (orang Madinah) menjadikan dua hari raya di mana mereka bergembira. Lalu Rasulullah bertanya: “Apa maksud dua hari ini?” Mereka menjawab: “Kami biasa bermain (bergembira) pada dua hari ini sejak zaman Jahiliyah.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untukmu dengan dua hari raya yang lebih baik dari padanya, yaitu hari raya Adha dan hari raya Fitri” (HR Abu Daud)

 

Baca juga: Hukum Memakan Harta Anak Yatim dalam Islam

 

Penjelasan lain disebutkan dalam sebuah hadits, bahwa Rasulullah sangat menyayangi anak-anak yatim dan memberikan jamuan untuk mereka pada hari Asyura (10 Muharram). Selain itu, dijelaskan dalam Kitab Tanhibul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-I wal Mursalin. “Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“.

Mengenai penjelasan dalam kitab ini tentu saja ada berbagai perbedaan pendapat. Tidak semua sepakat dengan hal ini karena berbagai pandangan. Namun yang bisa kita ambil adalah hikmah dari bagaimana Rasulullah menyantuni anak yatim dan mencintainya sepenuh hati.

Ayat-Ayat Perintah Menyantuni Anak Yatim dalam Al-Quran

Seperti di video, menyantuni anak yatim menjadi sebuah keutamaan di bulan Muharram. Walaupun sebenarnya kita bisa melakukannya kapan saja kita bisa dan memiliki kemampuan. Untuk itu, jangan sampai kita menjadi orang-orang yang malah justru mendzalimi anak yatim dan mengambil harta mereka untuk kepentingan diri sendiri. Berikut adalah beberapa ayat untuk perintah menyantuni anak yatim.

1. QS An-Nisa: 36

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”

Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa sebagai umat Islam kita harus berbuat baik salah satunya kepada anak-anak yatim. Anak yatim bisa menjadi penyelamat dan kemuliaan hidup kita kelak di akhirat.

2. QS Al Isra: 34

“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.”

Dalam ayat di atas, kita diperintahkan untuk tidak mendekati harta anak yatim. Mendekati yang dimaksud di sini adalah kita tidak mengambil dan menjadikannya sebagai harta untuk diri sendiri. Hal ini dikarenakan anak yatim tentu lebih membutuhkan, dimana orang tuanya mungkin sudah tiada dan tidak bisa mendapatkan nafkah. Yang ada justru kita harus melindungi dan memberikannya nafkah pengganti, bukan malah mengambilnya.

3. QS An-Nisa: 10

“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”

Melalui ayat ini betapa Allah menunjukkan ketegasan bahwa siapapun yang memakan harta anak yatim, maka akan mendapati dirinya masuk ke dalam api neraka yang akan menghancurkan dan menyiksanya. Untuk itu, jangan sampai kita mengambil yang bukan hak kita dan membuat kedzaliman untuk mereka.

 

Baca juga: Dompet Dhuafa dan LAZ Chevron Gelar Khitan Massal Untuk Anak Yatim dan Bagikan Food for Dhuafa

 

Dari penjelasan tentang ayat-ayat Al-Quran tersebut, kesimpulannya adalah bahwa yang terpenting bukan kapan kita menyantuni anak yatim, melainkan sejauh apa kita berniat untuk membantu dan meringankan beban mereka hingga mereka bisa hidup layak dan tumbuh menjadi anak-anak yang sukses. Selagi kita bisa dan mampu memberikan harta serta kasih sayang, maka berikanlah hal tersebut dengan sebaik-baiknya.

Anda bisa menjadi bagian baik dengan memberikan sedekah yatim di Dompet Dhuafa. Yuk, bantu mereka berani bercita-cita. Jari kebaikanmu adalah pemantik mimpi para yatim, klik sedekah di sini sekarang juga!

CTA-SEDEKAH-SEKARANG