468 Korban Kabut Asap Di Riau, Menjadi Pemetik Manfaat Layanan Kesehatan Dompet Dhuafa

RIAU- Memasuki tiga bulan, bencana kabut asap masih setia mendera negara ini. Tak hanya Sumatera dan Kalimantan yang menjadi wilayah terdampak, kawasan paling timur Indonesia, Papua pun kini mulai diselimuti nuansa kabut asap pekat yang buruk bagi kesehatan tubuh manusia itu.

Di Sumatera sendiri, tiga provinsi kini menjadi wilayah terdampak bencana yang terjadi sejak tahun 1997. Ketiga provinsi tersebut di antaranya Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan.  Untuk Provinsi Riau, sebanyak 9 Kabupaten di antaranya Pekanbaru, Kampar, Pelalawan, Dumai, Bengkalis, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Siak, dan Meranti menjadi wilayah terdampak yang cukup parah. Berbagai dampak buruk akibat bencana tersebut mulai dirasakan oleh ratusan ribu warga Riau dari berbagai lini, baik kesehatan, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya.

Pekatnya kabut asap tersebut turut mempengaruhi jumlah penderita kesehatan khususnya penyakit  Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Data dari Kementerian kesehatan RI menyebutkan sebanyak 222.984 warga di Sumatera dan Kalimantan menderita penyakit ISPA akibat paparan asap.

Kini puluhan ribu orang, baik anak-anak maupun dewasa terserang penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas). Dan, dampak dari ISPA tentu dapat terus berlanjut sebagai sakit jangka panjang. Masalah selanjutnya adalah adanya konsentrasi racun asap yang cukup lama pada tubuh akan mengganggu tumbuh kembang pada anak, dan kerusakan pada berbagai organ.

Dompet Dhuafa, lembaga zakat yang sepenuhnya bergerak membantu dalam bidang kemanusiaan pun sejak awal bencana, terus menyampaikan amanah donatur dengan menggulirkan berbagai bantuan untuk masyarakat yang berdampak bencana kabut asap. Di provinsi Riau pada sektor kesehatan, Dompet Dhuafa menggulirkan bantuan dengan menggelar aksi layanan sehat (ALS) dengan mendirikan pos sehat. Sebanyak 3 Kabupaten di Provinsi Riau menjadi pemetik manfaat dalam aksi berupa pemeriksaan kesehatan, pemberian obat-obatan, dan konsultasi kesehatan ini.

“Alhamdulillah sejak pertengahan September hingga Oktober ini selama bencana kabut asap terjadi, jumlah pemetik manfaat sebanyak 468 jiwa, kemungkinan angka ini akan terus bertambah dari layanan kesehatan yang kami lakukan di tiga kabupaten di antaranya Kampar, Pekanbaru, dan Pelalawan,” ujar Sunarto, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Riau, saat dihubungi pada Sabtu (24/10).

Sejauh ini, Soenarto menuturkan, rata-rata warga yang berobat ke pos sehat mengeluhkan gangguan kesehatan seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), Kolesterol, dan gizi buruk.

“Mayoritas warga di sini cenderung mengalami gangguan kesehatan pada saluran pernapasannya dengan keluhan sesak dibagian dada. Semoga aksi layanan sehat ini mampu memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi warga,” jelasnya.

Selain rutin menggelar aksi layanan sehat, dalam sektor kesehatan Dompet Dhuafa pun mendirikan Safe House bagi masyarakat terdampak bencana kabut di Riau. Aktivitas Safe House, yakni sebuah instalasi masyarakat yang menjadi tempat evakuasi jika pencemaran udara mencapai level bahaya. Instalasi ini bisa ditempatkan dilokasi umum atau masyarakat yang dilengkapi dengan air purifier, oksigen lengkap, air bersih dan alat komunikasi. Safe House harus tertutup dan cukup terlindung dari dampak asap secara maksimal.

Instalasi ini sangat penting untuk mengurangi dampak buruk bagi ibu hamil, bayi, anak, manula dan orang dengan penyakit penyerta seperti TB, Asma, Pnemonia dan lain sebagainya,” ujar Imam Rulyawan, Direktur Program Dompet Dhuafa.

Untuk di Provinsi Riau sendiri, Dompet Dhuafa Riau telah mengaktifkan Safe House di dua titik kawasan, yakni di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, dan Kantor Dompet Dhuafa Riau.

“Pemetik manfaat dari aktivitas Safe House ini diperkirakan masih terus bertambah, untuk saat ini di kecamatan Rumbai ada 4 pemetik manfaat, sementara Safe House di Kantor Dompet Dhuafa Riau ada 8 pemetik manfaat terdiri dari 5 orang anak dan 3 ibu,” pungkas Sunarto. (Dompet Dhuafa/Uyang)