Sisi Lain Dunia Kerelawanan: Melembutkan Hati, Menghidupkan Kebaikan

jakhumfest

JAKARTA – Gelaran Jakarta Humanity Festival (Jakhumfest) 2023 tak hanya menghadirkan beragam kegiatan menarik bersama komunitas, tetapi juga talkshow inspiratif yang memberikan wawasan baru bagi para pengunjung. Salah satu yang sayang untuk dilewatkan adalah Talkshow Kerelawanan.

Talkshow ini diisi oleh Arif Rahmadi Haryono, General Manager (GM) Aliansi Strategis dan Advokasi Dompet Dhuafa serta Syamsudin Ilyas, Founder Kelas Jurnalis Cilik (KJC). Kedua narasumber tersebut berbagi tentang suka duka mereka selama terjun di dunia kerelawanan.

Kisah kerelawanan dimulai oleh Syamsudin Ilyas, seorang jurnalis yang mendirikan Kelas Jurnalis Cilik bagi anak-anak di kampung halamannya, Cilincing, Jakarta Utara. Gerakan ini muncul dari kegelisahan Ilyas yang merasa resah tiap melihat anak-anak kecil di wilayahnya. Menurut Ilyas, anak-anak itu sudah dewasa sebelum waktunya.

Baca juga: Jajal Ruang Hening di Jakhumfest 2023, Pengunjung Tertegun: ‘Speechless’

jakhumfest
Syamsudin Ilyas, Founder Kelas Jurnalis Cilik saat mengisahkan pengalamannya mendirikan KJC di Cilincing, Jakarta Utara.

Berbekal keahlian di dunia jurnalistik, Ilyas lalu memutuskan untuk membuat Kelas Jurnalis Cilik pada tahun 2018. Tak sedikit orang yang mencibirnya karena hal ini, bahkan cibiran itu datang dari orang-orang dekat. Meski begitu, omongan-omongan miring tersebut tak membuat Ilyas gentar.

“Sinting lu Yas, gila lu Yas, impossible banget jurnalistik masuk ke dunia anak-anak,” kata Ilyas menirukan suara-suara sumbang yang mencibir niatnya mendirikan KJC.

“Tapi karena memang tekad saya sudah kuat ingin menularkan ilmu itu ke anak-anak, akhirnya saya tetap bergerak, bismillah.. peduli setan dengan kata-kata mereka itu,” lanjut Ilyas.

Tak berapa lama, tekad dan ketulusan Ilyas pun berbuah manis. Bahkan, kebaikan itu mampu melembutkan hati rekan-rekannya yang dahulu penuh ragu. Jika dahulu mereka mencibir, kini mereka malah ikut melakukan hal yang sama, yakni membantu Ilyas menjalankan KJC.

“Tiba-tiba kejaiban itu muncul. Teman-teman yang bilang ‘ah gila lu sinting Yas’, tiba-tiba malah membantu hingga saat ini, sampai jurnalistik bisa dikenal ke dunia anak-anak yang sebelumnya orang bilang impossible, sekarang possible banget,” ungkap Ilyas.

Baca juga: Jakhumfest 2023: Ajak Pengunjung Mural Bareng, Ngakarya Tebar Semangat Inklusivitas

jakhumfest
Syamsudin Ilyas dan Arif Rahmadi saat mengisi Talkshow Kerelawanan di Jakhumfest 2023.

 Kelas Jurnalis Cilik sendiri berjalan selama 4 bulan dalam setiap angkatan. Pada bulan pertama, anak-anak diajarkan teknik penulisan, reportase, serta etika dalam menghadapi orang banyak. Kemudian, di bulan kedua anak-anak diajarkan teknik fotografi sederhana serta sejarah alat-alat perekam yang akan mereka gunakan saat praktik.

Sementara dua bulan sisanya, anak-anak akan mempraktikkan hal-hal yang sudah mereka pelajari selama dua bulan sebelumnya. Selanjutnya, hasil akhir dari praktik tersebut adalah pameran karya jurnalistik anak-anak KJC. Acara pameran ini turut dihadiri pula oleh sejumlah komunitas, akademisi, pejabat hingga pemerhati wilayah.

“Pameran akhir anak-anak Kelas Jurnalis Cilik sangat membuktikan bahwa kegiatan ini positif, ada lelang karya juga di mana anak-anak bisa menjual karya-karya itu ke hadapan publik dan bisa menghasilkan,” tutur Ilyas.

Rupanya, keberhasilan KJC ini tak lepas dari prinsip yang dengan teguh dipegang Syamsudin Ilyas, yakni bekerja ikhlas, tanpa pamrih. Jika sudah begitu, Ilyas percaya bahwa Allah Swt akan membersamai dan membantunya hingga kebaikan yang berbuah manfaat bagi orang lain.

“Ketika melakukan sesuatu itu harus ikhlas dan bergerak, jangan punya keinginan macam-macam, berjalan saja, bergerak, dan ikhlas. Insyaallah tentara-tentara langit akan membantu kita,” tuturnya.

Baca juga: Jakhumfest 2023: Cara Atur Budget Anti Overthinking ala Annisa Steviani

jakhumfest
Arif Rahmadi saat mengisi Talkshow Kerelawanan di Jakhumfest 2023.

 Di sisi lain, Arif Rahmadi Haryono selaku GM Aliansi Strategis dan Advokasi Dompet Dhuafa juga memiliki pengalaman yang tak kalah mengesankan selama berada di dunia kerelawanan. Hal mengesankan itu adalah saat dirinya dikirim ke negara konflik oleh Dompet Dhuafa untuk membantu para pengungsi.

Suriah dan Myanmar, itulah dua negara konflik tinggi paling berkesan yang pernah dijejaki Arif Rahmadi. Selama perjalanan, Arif merasa Allah Swt selalu menolongnya di detik-detik paling genting yang rasanya mustahil untuk diteruskan. Namun, momen-momen itu justru menjadi titik balik Arif untuk memetik pelajaran dan menjadi hamba yang lebih dekat dengan-Nya.

“Niat baik selalu menemukan jalan-Nya, meskipun sebelumnya kita harus menghadapi tembok besar (masalah) dulu,” ucap Arif Rahmadi.

“Kalau niatnya baik, saya percaya dan yakin Allah mau bukakan jalan, kan saya datang bukan buat cari gara-gara, saya datang buat bantuin para pengungsi, warga Suriah yang memang terakibat oleh bencana dan segala macam dan dibuka jalannya sama Allah.”

“Jadi ketika kita berpikir kita nggak punya jalan atau kita mentok, ya sudah kita berserah diri saja pada Allah. Di saat-saat genting itu Allah mau menguji kita, di situlah tingkat kepasrahan, tingkat tawakal kita diuji, di situ juga lah kita kembali ke Allah, pasrah,” imbuhnya.

jakhumfest
Salah saorang pengunjung yang menyaksikan Talkshow Kerelawanan mengajukan pertanyaan kepada Syamsudin Ilyas soal Kelas Jurnalis Cilik (KJC).

Selain itu, Arif juga mengungkapkan prinsip hidup yang menjadi alasan ia terjun ke dunia kerelawanan. Prinsip tersebut yakni melakukan kebaikan dalam bentuk apa pun, sekalipun itu hal kecil seperti memberi makan kucing jalanan. Prinsip ini tentunya sejalan dengan kerelawanan, di mana kita memberikan waktu secara cuma-cuma untuk membantu orang lain. Arif juga percaya bahwa satu kebaikan yang dihidupkan, akan memicu kebaikan lain yang akan berlipat ganda.

“Perubahan sering kali tidak dibayangkan akan menjadi besar kalau kita tidak memulai dari diri kita sendiri. Saya tidak mau menuntut orang lain untuk melakukan hal yang sama. Namun, setidaknya dengan tangan yang kita miliki, Allah sudah kasih previlese cukup banyak, mengapa tidak dimanfaatkan? Saya percaya Allah akan membantu kita, kalau kita mau membantu orang lain,” pungkas Arif. (Domepet Dhuafa/Ronna)