Ada 700 Santri, Ponpes di Lereng Perbukitan Ponorogo Ini Butuh Ruang Layak Mukim dan Belajar (Bagian Satu)

PONOROGO, JAWA TIMUR — Berdirinya Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hasan Munadi Ponorogo sejak tahun 2007 lalu memang mengalami perkembangan pesat hingga tahun 2022 saat ini. Sekilas tidak tampak seperti Ponpes pada umumnya. Berada di lereng perbukitan, beralaskan tanah, dan sebagian bangunannya menggunakan dinding triplek juga atap anyaman bambu. Meski bergitu, kini Ponpes Hasan Munadi memiliki 700 santri dan telah mencetak banyak generasi hafidz Qur’an.

Disampaikan oleh Ustadz Adi Sukamto selaku Pengurus Ponpes Hasan Munadi, bahwa Pengasuh Ponpes tersebut, K. H. Agus Mahfud, bertekad untuk mengamalkan ilmu pendidikan Qur’an, dan menggunakan nama Hasan Munadi yang merupakan nama seorang leluhur dari keluarga sang istrinya sendiri. Pun tokoh penyebar agama Islam di wilayah Dukuh Pohsawit, Desa Karangan, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo.

“Beliau (Hasan Munadi) juga salah satu orang yang babat tanah di Pohsawit sekitar 100 tahun lalu, dan menyebarkan syiar Islam disini. Tekad amalkan ilmu Qur’an dan menghidupkan kembali sejarah serta peradaban Islam yang disini sejak lama, dari tanah wakaf ini lah kami mulai mendirikan Madrasah Diniyah Awaliyah dan Madrasah Diniyah Musto,” ungkap Ust. Adi, ditemuinya langsung di Ponpes Hasan Munadi, Jum’at (11/3/2022).

Ia lanjutkan, “Lalu tahun 2009 mendirikan Raudhatul Athfal, dan tahun 2011 mendirikan Madrasah Aliyah, cuma ada 6 anak waktu itu. Kondisinya bisa dibilang tidak layak, ada yang bilang, sekolahan kok seperti kandang ayam? Jadi ya ini memang bekas hutan belantara, waktu babat awal saja masih kami temukan ular bahkan macan”.

Perlahan, Ponpes Hasan Munadi mulai mendapat minat serta dukungan lebih dari masyarakat. Pada tahun 2015, santri yang bermukim mulai bertambah. Tahun 2017 dan 2018, Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah didirikan disana. Alhasil, pondok putra pun dipindah lokasinya ke Dukuh Tunggur di lereng perbukitan.

“Mulanya, tenaga pengajar juga hanya ada 3 orang, pengurus 5 orang. Sekarang, alhamdulillah, ada 45 orang. Ya, termasuk kami sejak tahun 2017 itu santri di Ponpes Hasan Munadi ini,” jelas Pengurus Bagian Kesekretariatan Pusat Ponpes Hasan Munadi asal Tembilahan, Riau, tersebut.

“Awal santri juga memang cuma ada 6 anak, itupun salah satunya anaknya pak Kiyai. Terus berproses dari tahun ke tahun, kini ada 700 santri. Ada yang dari Surabaya, Banyuwangi, bahkan Palembang, Lampung, dan Riau. Yang mukim sekitar 200-an santri putri dan 100-an santri putra. Di Dukuh Pos Sawit sampai tidak muat lagi dan pondok putra dipindah ke Dukuh Tunggur, Desa Puhlowo,” sebutnya. (Dompet Dhuafa / Dhika Prabowo)