Ahmad Fuadi : ?Ramadhan Adalah Ajang Kalibrasi?

Ahmad Fuadi, Penulis Novel Terlaris Negeri Lima Menara. (Foto: Radinal/Dompet Dhuafa)

Ramadhan tak hanya dimaknai sebagai rukun Islam kelima yang mesti ditaati oleh umat muslim. Lebih dari itu, Ramadhan memiliki makna tersendiri bagi setiap insan yang memercayai kebesaran rahmat Allah Swt di bulan suci ini.

Ketika datang malam pertama dari bulan Ramadhan seluruh setan dibelenggu, dan seluruh jin diikat. Semua pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang terbuka. Semua pintu surga dibuka hingga tidak ada satu pun pintu yang tertutup. Lalu tiap malam datang seorang yang menyeru: “Wahai orang yang mencari kebaikan kemarilah; wahai orang yang mencari keburukan menyingkirlah. Hanya Allah lah yang bisa menyelamatkan dari api neraka”. (HR. Tirmidzi).

Berpegang pada hadis tersebut, puasa selalu menjadi ajang untuk umat muslim mendekatkan diri pada Sang Khalik. Pahala yang berlimpah sudah dijanjikan Allah untuk orang-orang yang mencari kebaikan. Tak hanya orang tua, anak-anak pun sedari dini sudah diajarkan untuk mencari keberkahan di bulan Ramadhan.

Begitu pun dengan Ahmad Fuadi, penulis novel terlaris Negeri Lima Menara. Sedari kecil ia sudah berlatih menahan haus dan lapar di bulan Ramadhan. Baginya, sewaktu masih kanak-kanak, bulan Ramadhan selalu ia nantikan.

Melantunnya ayat-ayat suci Alquran setiap hari dari pegeras suara di langgar menjadi salah satu hal yang ia nantikan. “Menunggu puasa di kampung halaman menjadi ke riaan bagi saya,” jelas pria kelahiran Maninjau, Sumatra Barat.

Menurutnya ketika ramadhan tiba ia dapat bermain meriam bambu bersama teman sebayanya. “Kalau di kampung juga ada kompetisi tilawah, yang menang dapat sarung atau jam dinding. Saya dapat sarung pun sudah senang sekali,” ujar Ahmad.

Namun ketika dewasa, Ramadhan dimaknainya sebagai ajang untuk mengkalibrasi banyak hal. Baginya, ketika Ramadhan tiba, ia dapat mendekatkan diri pada agama, keluarga, dan diri sendiri. “Ramadhan juga menjadi waktu yang tepat untuk mengevaluasi diri beserta capai-capaiannya,” paparnya.

Tak hanya itu, bulan Ramadhan juga dimanfaatkannya untuk mengumpulkan bahan-bahan yang akan ia pelajari. “Ramadhan itu momen yang asik untuk mengumpulkan bacaan karena saya pribadi punya banyak waktu luang,” ucapnya. (Gita)

 

 #Ramadhan, Ambil Berkahnya

“22 tahun Dompet Dhuafa Tumbuh Bersama, mari bergandeng tangan wujudkan kemandirian”