Ajak Seluruh Masyarakat Indonesia Diet Kantong Plastik

SIARAN PERS, JAKARTA — Beriringan dengan kasus bencana banjir besar yang baru saja menimpa Jabodetabek dan sekitarnya, Dompet Dhuafa mengusung isu lingkungan pada Jakarta Humanity Festival (Jakhumfest 2020) di M Bloc Space, Jakarta, Minggu (26/1/2020).

Pada sesi bincang-bincang (Humanitalk), Manajer program Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Dithi Sofia menyampaikan, pengelolaan sampah di negara-negara maju lebih baik dibanding dengan negara-negara berkembang.

"Seperti Indonesia, pengelolaan sampah dirasa masih sangatlah kurang,” tuturnya.

Menyelesaikan solusi lingkungan, menurutnya, bukan hanya terkait volunteerism. Namun juga harus dilakukan secara profesional dan terukur. Oleh karena itulah, di negara-negara maju, pengelolaan sampah lebih efektif.

Dithi melanjutkan, faktor supaya diet kantong plastik terlaksana adalah melalui advokasi, edukasi masyarakat dan peraturan penguasa. Dari situ disimpulkan bahwa untuk mengatasi masalah sampah, harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Ada lima jenis sampah plastik sekali pakai yang menjadi problem utama, yaitu kantong plastik, kemasan makanan, styrofoam, sedotan, dan scrub.

“Pada 2016, mungkin kita pernah merasakan kantong plastik berbayar. Itu salah satu wacana program kami dulunya,” sebutnya.

Ditanya oleh salah satu peserta tentang mana yang lebih baik, pelarangan menggunakan plastik atau mengelola sampah plastik. Dithi menjawab, “Pelarangan dan penanganan, dua-duanya harus berjalan beriringan. Namun ada pepatah, mencegah lebih baik dari pada mengobati,” jawabnya. (Dompet Dhuafa/Muthohar)