Alumni Etoser Dompet Dhuafa, Manfaatkan Internet Untuk Berbagi

Dulu diberi, sekarang menjaring para dermawan untuk berbagi. Memanfaatkan keahliannya dalam bidang internet, ia menggagas gerakan  berbagi pada tahun 2009. Usaha yang diikhtiarkan dalam mengajak sesama untuk berbagi rasanya tak sia-sia. Melalui blog pribadi,  Ardiansyah, Dosen Prodi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia yang juga merupakan Alumni Program Beasiswa Dompet Dhuafa (Beastudi Etos) ini berhasil menginisiasi gerakan berbagi dengan tagar #ilmuberbagi.

“Komunitas ini mengajak relawan dari berbagai bidang untuk membantuk anak dhuafa dan yatim sehingga bisa mengakses pendidikan,” ujar Ardiansyah, saat berkunjung ke Kantor Dompet Dhuafa pada Rabu (16/3).

Gerakan berbagi yang digagasnya kini mampu menjaring kurang lebih 250 volunteer yang tersebar baik di seluruh wilayah nusantara hingga luar negeri, untuk bersinergi dalam program kebaikan yang diinisiasinya. Ardiansyah menjelaskan, gerakan ilmu berbagi hadir sebagai wadah untuk belajar berbagi, mulai dari apa yang dimiliki baik itu ilmu pengetahuan, uang, waktu dan lain sebagainya.

“Gerakan ilmu berbagi hadir dengan harapan dapat berbagi secara berkelanjutan hingga berbuah amal yang bermanfaat bagi kebaikan dan kemaslahatan orang banyak,” ungkapnya.

Bersama para volunteer yang tergabung dalam Wadah Sobat Komunitas Ilmu Berbagi, Ardiansyah merancang berbagai program dan layanan baik online maupun offline agar bisa berbagi berkelanjutan. Ada 3 buah program yang dimiliki yakni  Program Kegiatan Online, Program Kegiatan Offline dan Beasiswa.

“Program Kegiatan Online terdiri dari program Berbagi Tulisan, Berbagi Video, Berbagi Buku.  Program Kegiatan Offline terdiri dari Pelatihan Gratis, Kegiatan Berbagi & Diskusi Ilmu Tematik. Untuk Program Beasiswa terdiri dari Beastudi Ilmu Berbagi dan Ilmu Berbagi Campus Heroes,” papar Ardiansyah.

Hingga pada akhirnya, setelah berjuang melewati berbagai proses, di tahun 2014  gerakan Ilmu Berbagi resmi terbentuk menjadi sebuah organisasi non-profit bernama Ilmu Berbagi Foundation dan mendapat legalitas dari Kementerian Hukum dan HAM.

Tak hanya itu, gerakan Ilmu Berbagi yang digagasnya juga menghantarkannya menjadi salah satu kandidat penerima Kick Andy Heroes 2016.  Ia menuturkan, keberhasilannya dalam mendirikan yayasan dan gerakan berbagi ini tak lepas dari ilmu-ilmu bermanfaat yang diterima ketika menjadi pemetik manfaat dalam Program Beasiswa Beastudi Etos Dompet Dhuafa pada tahun 2006.

“Tidak hanya mendapat uang saku dan tinggal di asrama gratis, saat menjadi etoser (pemetik manfaat Beastudi Etos), saya banyak mendapat materi tentang kemandirian, leadership hingga siap terjun di tengah masyarakat. Hal-hal baik yang saya dapat ketika menjadi etoser dulu menjadi bekal saya, melangkah melakukan kebaikan,” ujar Ardiansyah.

“Saya juga sangat mengharapkan, forum alumni etos Dompet Dhuafa yang sudah terbentuk bisa aktif kembali, agar bisa sharing atas keberhasilannya saat terjun di masyarakat,” tambahnya.

Menutup perbincangan sore itu, Ardiansyah sangat berharap Ilmu Berbagi Foundation dapat bersinergi dengan semua pihak, termasuk Dompet Dhuafa dalam menjalankan program kebaikan khususnya dalam bidang pendidikan demi kemaslahatan umat. Tak lupa ia berpesan kepada para etoser Beastudi Etos Dompet Dhuafa agar semangat dalam mewujudkan cita-cita dan menjadi generasi penerus bangsa yang mampu melakukan perubahan ke arah lebih baik.

“Kita (para etoser) adalah anak-anak dhuafa yang terpilih dari jutaan anak dhuafa lainnya di luar sana. Untuk itu manfaatkan sebaik mungkin ilmu-ilmu yang diberikan di Beastudi Etos Dompet Dhuafa, dan jadilah seorang inisiator hebat dan penggerak dalam perubahan untuk kebaikan,” pesannya. (Dompet Dhuafa/Uyang)