Anak Petani Mewakili Negeri Presentasi Di India

Yulia Siska, Penerima Manfaat Beasiswa Etos Dompet Dhuafa, mempresentasikan paper terkait pembangunan dan perekonomian di Kerala Institute of Local Administration, Kerala, India.

 

PADANG — Tidak ada yang dapat memilih terlahir seperti apa di dunia ini. Namun berakhir seperti apa menjadi keputusan setiap yang bernyawa. Hidup bukan soal awal, tetapi juga akhir. Bukan yang kemarin tetapi tentang hari ini.

Mengukir jejak, berprestasi dan menginspirasi, begitu Yulia Siska menyebut kehidupan yang jauh dari kemewahan. Terlahir dari keluarga sederhana tidak pernah membuatnya surut bahkan berhenti untuk melangkah dan menjadi sejajar dengan mereka yang lebih beruntung.

Ia sudah membuktikan, bahwa anak petani dari pedalaman, Nagari Batubajanjang, Kec. Lembang Jaya, Kabupaten Solok, dapat berdiri lebih tinggi dari mereka anak pejabat. Tidak soal kesombongan tetapi masalah keinginan, perjuangan dan keyakinan.

Siapa sangka, Yulia yang tercatat sebagai salah satu mahasiswa penerima manfaat beasiswa Etos Dompet Dhuafa Singgalang Angkatan 2012. Seminggu yang lalu, ia menjadi satu-satunya delegasi dari Universiatas Andalas untuk mempresentasikan tulisan pada conference internasional di India.

“Menjadi suatu kebanggan bagi saya menjadi salah satu yang diundang untuk mempresentasikan paper terkait pembangunan dan perekonomian di Kerala Institute of Local Administration, Kerala, India, pada Kamis hingga Jumat (21-22/1) lalu,” Tutur mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, saat diwawancara Kamis (28/1).

Kebanggaan yang luar biasa ia rasakan ketika dapat memperkenalkan tanah air kedunia Internasional. Serasa menjadi duta dari Indonesia di level antar negara.

“Saya dapat mengenakan jas almamater kampus dan berdiri di depan puluhan orang dari berbagai negara. Saya dapat melihat bagaimana kekaguman mereka terhadap kebanggaan yang saya bawa, tentang kekayaan alam, kebudayaan, dan keanekaragaman Indonesia. Selain itu juga tentang Sumatera Barat dan universitas Andalas,” paparnya berbinar-binar.

Melangkah ke dunia luar, tampil pada acara internasional bukanlah sesuatu yang dapat dicapai oleh seseorang hanya hidup berkecukupan dari keluarga petani. Bahkan ia yang dulu sempat terancam putus sekolah lantaran keterbatasan biaya. Orangtuanya hanyalah petani biasa yang mengelola lahan orang lain untuk bertahan hidup.

“Ini soal pilihan dan perjuangan. Kekelaman masa lalu tampak begitu gemilang hari ini, satu-persatu sudah saya lewati dan hari ini masih terus melangkah menginspirasi. Membawa nama almamater, bangsa, dan agama, menjadi kebanggaan dan inspirasi banyak orang. Kita bisa karna kita mau melakukannya. Aku percaya tidak ada yang akan menghalangi jika kita mau melakukannya. Terserah bagaimana dunia memberi kita kehidupan, yang penting bagaimana kita menjalani hidup di dunia. Miskin harta tidak pernah menjadi alasan untuk berkarya. Saya bisa, kamu bisa, kita bisa karena kita punya cita,” pungkas Yulia. (Dompet Dhuafa/Nisa)