Asa Zakiyah Eke, Meraih Mimpi Hingga ke Negeri Kincir Angin

Awalnya ia tak menyangka, dapat melanjutkan pendidikan hingga ke Negeri Kincir Angin pada  program S2 di Wageningen University di tahun ini. Mimpi? Ya, perasaan itu yang kini masih membayangi Zakiyah Eke, Penerima manfaat Beatudi Etos Dompet Dhuafa yang juga merupakan mahasiswi alumni FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat) Universitas Indonesia (UI) angkatan 2008 ini.

Pasalnya, kala itu keluarganya berkehidupan cukup sederhana. Baginya ketika itu, melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana menjadi mimpi semu yang dirasanya tak mungkin dapat ia capai..

“Melihat kondisi yang ada, rasanya tidak mungkin untuk kuliah. Ditambah juga dengan kondisi kesehatan ibu yang tidak memungkinkan saat itu. Namun saya percaya bahwa Allah punya cara terbaik untuk menolong hamba-Nya,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.

Dengan keyakinan dan tekad yang kuat, akhirnya perempuan yang akrab disapa Eke ini, memutuskan untuk mencicipi nikmatnya menimba ilmu di bangku perkuliahan. Universitas Indonesia (UI) menjadi salah satu Kampus favorit dan tujuan utamanya dalam meraih program pendidikan S1.

Namun, ada yang mengganggu pikirannya kala itu. Ya, lagi-lagi karena masalah biaya pendidikan. Rasa senang yang hinggap dihatinya tiba-tiba lenyap karena mengetahui biaya masuk sebesar Rp 13 juta dan uang semester sebesar Rp 7,5 juta, yang nantinya harus ia bayarkan.  

“Ya Tuhan, uang darimana saya, untuk beli formulir SNMPTN seharga Rp 110 ribu saja harus menabung lama,” kenangnya.

Akhirnya kegalauan Eke, anak bungsu dari 5 bersaudara ini terjawab sudah, lewat sebuah beasiswa bernama Beastudi Etos dari Dompet Dhuafa.

“Beasiswa (Beastudi Etos Dompet Dhuafa) inilah yang membantu saya membayar biaya masuk UI dan uang semester di tahun pertama. Lewat beasiswa ini juga saya mendapatkan asrama dan pembinaan selama 3 tahun di kampus,” ungkapnya tersenyum.

Kuliah di kampus terbaik di Indonesia tak semudah yang ia bayangkan. Perempuan kelahiran Jakarta ini sempat merasa minder dengan teman-teman dari berbagai sekolah unggulan dengan prestasi yang beragam.

“Saya memang sempat minder, tapi saya kembali meniatkan dalam diri, saya mau menjadi sesuatu di kampus ini,” akunya.

Menepis rasa minder yang sempat hinggap dalam dirinya, Eke pun mulai aktif mengikuti berbagai macam kegiatan dan organisasi seperti BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), Nurani (Lembaga Dakwah FKM UI), SALAM UI dan terakhir diamanahi sebagai National President di Pergerakan Anggota Muda Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (PAMI).

Selain aktif berorganisasi, kecintaannya di bidang akademis membawanya menjadi Mahasiswa Berprestasi II FKM UI, Juara 1 Olimpiade Ilmiah Mahasiswa (OIM) UI , Juara dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXII, HIbah riset DIKTI  dan mewakili UI dan IAKMI dalam berbagai konferensi Internasional.

Hingga pada akhirnya, ia pun menamatkan pendidikan jenjang sarjana di Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI tahun 2012 dan kini melanjutkan studi di  Wageningen University of Research, Belanda dengan Beasiswa STUNED 2015. 

Wanita yang menyukai travelling ini bekeinginan untuk menjadi bagian dari perbaikan Bangsa. Ia bercita-cita ingin menjadi pakar kebijakan publik dalam bidang gizi dan kesehatan masyarakat.  Kecintaannya pada dunia Gizi dan kesehatan membawanya pada jurusan Nutrition and Health, Major: Epidemiology di salah satu universitas terbaik bidang pangan dan gizi di dunia.

Cita-cita lainnya yang juga menjadi bagian terpenting dalam hidupnya adalah Zakiyah Eke ingin menjadi anak terbaik bagi orang tuanya, menjadi isteri terbaik bagi seseorang yang nanti membersamai hidupnya, menjadi ibu terbaik bagi anak-anaknya kelak dan memberikan manfaat sebanyak-banyaknya untuk ummat. (Dompet Dhuafa/uyang)