Asah Keterampilan Lewat Institut Kemandirian Dompet Dhuafa

Butiran peluh keringatnya siang itu mulai mengalir. Namun, pria paruh baya ini tak begitu menghiraukannya. Ia masih saja terlihat asik memperbaiki mesin-mesin motor yang dengan setia berjajar di bengkel usaha milik keluarganya itu. Ya, usaha tersebutlah yang tengah digeluti Dudi Supriyadi (42), warga asal Semarang, Jawa Tengah, yang merupakan alumni (penerima manfaat) Institut Kemandirian (IK) Dompet Dhuafa.

Bukan hal mudah bagi Dudi, demikian sapaan akrabnya sehari-hari ini mampu merintis usaha bengkel yang dijalaninya bersama keluarga. Terkendala akan keterampilan dalam bidang otomotif yang sangat minim, serta faktor biaya pernah menjadi hambatan baginya untuk mewujudkan keinginan membuka usaha bengkel yang selama ini diimpikannya.

“Sebenarnya dari kerabat saya semua memang banyak yang membuka usaha bengkel. Cuma saya masih belum banyak belajar dari mereka. Tapi belum saya seriusin belajarnya,” ujarnya saat ditemui pada Maret lalu.

Kenginannya untuk mengasah keterampilan dalam bidang otomotif menjadi spirit utama, menghantarkan bapak yang dikenal murah senyum ini untuk memantapkan niatnya mengikuti pelatihan service motor dan otomotif di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa. Selama 3 bulan, Dudi memanfaatkan waktunya untuk mendapatkan ilmu dan mengasah kemampuan yang selama ini belum terlihat.

“Alhamdulillah, awalnya saya tanya-tanya ke teman saya yang sebelumnya juga pernah ikut pelatihan di IK. Maka saya memantapkan hati saya untuk ikut pelatihan service motor,” paparnya.

Dudi menceritakan, ia begitu bersyukur mampu mendapatkan pelatihan service motor secara gratis. Ia mengakui, tak hanya ilmu keterampilan saja yang diraihnya, melainkan nilai-nilai keislaman yang juga didapatkannya dari para pelatih, sebelum melangsungkan pelatihan.

“Saya juga nanti ingin sekali menanamkan nilai-nilai islami juga pada bengkel usaha keluarga saya, agar setiap memulai pekerjaan akan diberikan kemudahan,” jelasnya.

Kini, Dudi hanya ingin melebarkan sayap usaha bengkel yang dirintisnya bersama keluarga. Ia mengharapkan, bila usahanya tersebut semakin berkembang, ia menuturkan tak menutup kemungkinan untuk memberdayakan para pemuda di sekitar lingkungan rumahnya, yang berminat ingin berlatih dalam bidang otomotif.

“Ya kalo ada yang mau belajar insya Allah saya mau kok ngajarin, meski saya juga baru belajar,” pungkasnya tersenyum. (uyang)