Bangkitkan Para Peternak Budidaya Madu Masigama

GUNUNGKIDUL — Kedatangan Dompet Dhuafa di tengah-tengah masyarakat Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, pada tahun 2019 telah banyak memberikan kemajuan. Khususnya kepada para peternak madu, melalui sebuah skema zakat pemberdayaan ekonomi, Dompet Dhuafa mengumpulkan 42 peternak madu Hutan Wanagama untuk maju bersama. Dibentuklah komunitas “Omah Madu” sebagai tempat belajar dan berbagi ilmu mengenai segala tentang lebah dan madu. Selain itu juga didirikan koperasi “Sumber Rejeki” untuk menampung hasil panen madu. Dengan begitu, para anggota pun tidak perlu pusing untuk memasarkannya. Semua telah difasilitasi oleh koperasi.

Budi, ketua koperasi Sumber Rejeki mengatakan, produksi madu memang tidak menentu jumlahnya. Semua tergantung musim. Yang paling banyak menghasilkan madu tentu saat musim semi, karena bunga-bunga dan daun-daun tumbuh dengan lebat. Namun Dompet Dhuafa dan para anggota komunitas Omah Madu berupaya untuk terus mendapatkan panen madu meski bukan pada musimnya.

Awal mula, Dompet Dhuafa memberikan bantuan sebanyak 150 kotak beserta isi koloni lebah di dalamnya. Hampir satu tahun berlangsung, panen pertama mendapatkan 32 liter madu. Jika dikali dengan harganya senilai Rp600.000,- maka hasil yang diperoleh adalah sekitar 19,2 juta per panen. Setiap kali panen, koperasi dan masing-masing anggota menyisihkan dana untuk tabungan di koperasi. Pada kunjungan tim Dompet Dhuafa ke Omah Madu pada Selasa (7/6/2022), nilai manfaatnya sudah jauh melebihi nilai bantuan yang diberikan 3 (tiga) tahun lalu.

Pak Budi sebagai ketua koperasi Sumber Rejeki di depan Omah Madu, Banaran, Playen, Gunungkidul.

Komunitas Omah Madu menamai madu yang dihasilnya dengan nama “Madu Masigama”, diambil dari nama hutan Wanagama dengan kepanjangan Madu Asli Wanagama. Menurut Budi, sementara ini madu Masigama paling banyak laku pada skala lokal di Gunungkidul. Meski begitu, jika ada kelebihan stok, Omah Madu bersedia pemgirim beberapa pesanan dari luar daerah.

“Waktu itu pernah ragu, apa madu seharga Rp600.000,- bisa laku. Ternyata malah banyak peminatnya. Dari segi kualitas, madu Masigama memang banyak diakui oleh para penikmat madu,” sebut Budi.

Para penerima manfaat program Grand Making Dompet Dhuafa ini pun mengaku mendapatkan banyak manfaat. Salah satunya adalah yang terasa dulunya sulit untuk memasarkan madu, kini mereka mudah karena ditampung oleh koperasi. Selain itu, harga jualnya pun menjadi lebih tinggi dibanding dengan memasarkan madu secara personal.

Madu Masigama dipasarkan dalam 3 (tiga) kemasan: jirigen 500ml, botol kaca 250ml dan jar kaca 100ml

Ada salah satu ucapan haru keluar dari mulut Pak Budi. Dari sekian madu-madu mahal yang ia temui dan dari penghasilan yang ia dapat dari madu, semua tak sebanding dengan penghargaannya kepada Dompet Dhuafa yang telah banyak memberdayakan masyarakat Playen. Ia menyampaikan banyak terima kasih kepada Dompet Dhuafa juga donatur-donaturnya.

“Saya menghargai Dompet Dhuafa lebih dari saya menghargai harga madu-madu ini,” ucapnya kepada tim Dompet Dhuafa.

Hanya saja ada hal yang hingga kini masih menjadi keluhan para peternak lebah. Yaitu ketika koloni lebah minggat/kabur dari kotak sarang yang disediakan. Apalagi jika kotak tersebut belum banyak menghasilkan panen madu. Pasalnya untuk mengundang sekelompok koloni lebah datang dan betah sangatlah sulit.

“Yang kami sedih itu kalau ada kotak yang belum banyak dipanen tapi lebah-lebahnya sudah pergi. Ya bagaimana lagi, Ternak madu itu tidak seperti ternak hewan-hewan lain. Kalau tidak nyaman sedikit ya pergi,” jelas Pak Budi.

Salah satu penerima manfaat, Pak Sugio (55) warga Dusun Banaran 1, Desa Banaran, RT 5 RW 1, Kecamatan Playen, Gunungkidul menunjukkan budidaya lebah dan madu miliknya.
Kemasan Madu Masigama dalam jar kaca 100ml dipasarkan dengan harga mulai dari Rp80.000,-

Guna memperkuat komunitas Omah Madu serta memperluas pemberdayaan, Pak Budi bergabung dengan beberapa komunitas madu lainnya, baik skala lokal maupun nasional. Dari yang ia amati, ia dengan tegas berani menyatakan bahwa Madu Masigama adalah madu dengan kualitas terbaik di antara madu hutan lainnya.

“Saya tergabung dalam beberapa komunitas madu di Gunungkidul dan juga luar Gunungkidul. Saya sengaja beli beberapa produk madu, Saya coba tes dengan madu Masigama dan hasilnya pun masih Masigama yang terbaik,” cetusnya. (Dompet Dhuafa / Muthohar)