Banjir dan Longsor Landa Jawa Tengah

PURWOREJO -– Cuaca ekstrim dan hujan lebat yang mengguyur setidaknya 16 kota dan kabupaten di Jawa Tengah, telah mengakibatkan terjadinya banjir dan tanah longsor. Sebanyak 16 kota atau kabupaten yang menjadi sasaran bencana ini adalah Purworejo, Banjarnegara, Kebumen, Rembang, Sukoharjo, Kendal, Sragen, Purbalingga, Banyumas, Wonosobo, Pemalang, Klaten, Magelang, Wonogiri, Cilacap, Karanganyar dan Kota Solo. Berdasarkan data yang terhimpun dari BNPB tercatat sebanyak 43 orang dinyatakan meninggal dunia, 19 orang hilang, dan 14 orang mengalami luka-luka. Hingga berita ini diturunkan, kegiatan pencarian korban yang tertimbun tanah longsor maupun hanyut akibat banjir masih terus dilakukan.  

Banjir dan longsor yang melanda sejumlah kawasan di Jawa Tengah juga telah merusak ratusan rumah dan fasilitas umum. Diperkirakan kerugian ekonomi akibat bencana ini mencapai miliaran rupiah. Berdasarkan informasi dan data yang diperoleh dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Banjir) Provinsi Jawa Tengah, menyebutkan bahwa Kabupaten Purworejo merupakan Kabupaten yang mengalami kerusakan terparah akibat bencana tersebut. Selain itu, total korban jiwa terbanyak juga berasal dari Kabupaten Purworejo, yakni sebanyak 19 orang meninggal dunia, 25 orang hilang dan sebanyak 11 orang luka-luka.  

“Untuk daerah yang paling parah terdampak bencana kali ini adalah di daerah Purworejo. Total korban meninggal ada 19 orang, yang hilang ada 25 dan yang luka-luka mencapai 11 orang. Korban disetiap kabupaten berbeda-beda. Untuk di daerah Banjarnegara jumlah korban meninggal ada 6 orang dan yang luka-luka sebanyak 3 orang. Kabupaten Kebumen korban meninggal ada 7 orang dan tidak ada yang hilang atau luka-luka. Untuk wilayah Sukoharjo, 

Rembang dan Banyumas masing-masing satu orang meninggal. Sampai sekarang kita masih berupaya untuk mengevakuasi dan menemukan korban yang hilang,” ungkap Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.

Dalam proses evakuasi yang terbilang cukup sulit ini, pemerintah menghimbau masyarakat untuk tetap waspada. Karena kondisi alam yang tidak dapat diprediksi. “Untuk masyarakat yang terkena dampak langsung dari banjir dan longsor ini diharapkan tetap waspada, karena hujan lebat diperkirakan masih berpotensi turun. Jadi tetap waspada dan hati-hati karena kondisi cuaca sekarang mudah berubah-ubah dan membahayakan masyarakat,” tambahnya.  

Sejak banjir dan tanah longsor terjadi, tim dari Layanan Kesehatan Cuma-cuma Dompet Dhuafa Purwokerto langsung meluncur ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi. Kemudian pada sore harinya, tim relawan Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhufa, bertolak ke Purworejo untuk menguatkan respon kebencanaan melalui program-program yang ada. (Dompet Dhuafa/Ira)