Banjir dan Longsor Menerjang Wilayah Banten

BANTEN – Hujan deras yang mengguyur wilayah Banten pada Minggu (24/7), menyebabkan terjadinya longsor di sejumlah Kabupaten di wilayah tersebut. Kabupaten Pandeglang, Lebak, dan Serang, menjadi titik terparah dari dampak hujan tersebut. Bukan hanya menyebabkan longsor, hujan deras juga menyebabkan banjir di delapan kecamatan yang tersebar di wilayah Banten. Akibatnya, sebanyak 2.209 rumah terendam banjir, 181 rumah mengalami rusak berat, dan 50 rumah dinyatakan hilang.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, sebanyak 285 kepala keluarga atau 988 orang terkena imbas dari bencana banjir dan longsor. Sebanyak empat orang dinyatakan meninggal setelah terjebak banjir di dalam mobil dan terlalu banyak menghirup karbon monoksida. Menanggapi hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana menerapkan masa tanggap darurat bencana longsor hingga 6 Agustus 2016.

“Jadi untuk sementara, wilayah di Banten yang masih terisolasi akibat banjir dan longsor yakni, Desa Cikedung, Kecamatan Mancak dan Desa Sindang Mandi, Kecamatan Anyer. Dua desa itu ada di Kabupaten Serang. Kemudian di Kabupaten Pandeglang ada enam desa yang terisolasi yakni Desa Teluk, Cogondang, Labuan, Kalang Anyar, Sukajadi, dan Carita,” ungkap Fadhil, General Manager DMC Dompet Dhuafa, melalui pesan singkat.

Fadhil menambahkan bahwa ketinggian material longsor di wialyah Banten sudah mencapai tiga meter. Hal ini menyebabkan akses jalan desa terputus dan menyebabkan 830 warga harus mengungsi sejauh delapan kilometer dari lokasi longsor. Bukan hanya itu, dampak lain akibat banjir dan longsor di wilayah Banten yakni sekolah dan instansi pemerintah terpaksa diliburkan. Air banjir telah merendam beberapa sekolah dan instansi pemerintah.

“Buku sekolah dan fasilitasnya seperti bangku, meja hanyut terbawa arus banjir. Ada sekitar 7 sekolah yang terendam banjir. Untuk sekarang, kebutuhan yang diperlukan oleh para korban seperti air bersih, logistik dan alat berat untuk mengevakuasi korban,” tambahnya.

Disaster Managemen Center Dompet Dhuafa pun melakukan respon cepat dalam memberikan bantuan seperti melakukan pembersihan area yang terkena banjir. Selain itu juga membuat dapur umum untuk 250 relawan dan membuka dapur umum untuk 500 warga, serta mengadakan program sekolah ceria. (Dompet Dhuafa/Ira)