Barzah: Belajar Pemulasaran Jenazah, Belajar Mengingat Kematian

Foto: Dokumentasi Dompet Dhuafa

Kita mengetahui bahwa Islam mengajarkan muslim yang satu dengan muslim lainnya adalah bersaudara. Indahnya persaudaraan sesama muslim tidak hanya tampak ketika seorang muslim tersebut masih bernyawa saja. Islam juga mengajarkan bagaimana seorang muslim memperlakukan saudaranya yang telah wafat, utamanya melalui pemulasaran jenazahnya.

Karena, tidak ada satupun manusia kelak ketika meninggal dunia kemudian berangkat sendiri menuju liang kuburnya. Tentu saja hal ini menjadi kewajiban bagi orang yang masih hidup, terutama keluarga yang ditinggalkannya untuk mengurus sampai menguburkannya.

Sayangnya, hal tersebut biasanya hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu yang ditunjuk dan dipercaya oleh pihak keluarga jenazah. Padahal, yang lebih berhak melakukan pemulasaran jenazah ialah sang keluarga inti dari seorang muslim yang wafat.

Selain itu, belajar pemulasaran jenazah, berarti belajar mengingat kematian. Firman Allah SWT: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al ‘Ankabuut : 57).

Ayat tersebut mempertegas bahwa setiap manusia yang hidup di dunia pasti akan merasakan mati. Namun kenyataannya banyak manusia yang terbuai dengan kehidupan dunia. Sehingga hampir melupakan tujuan hidup yang sebenarnya, hal ini juga membuat manusia tidak banyak yang mengingat tentang kematian.

Kini hal tersebut menjadi perhatian Dompet Dhuafa. Melalui unit Program Badan Pemulasaran Jenazah (Barzah) berusaha mengurai permasalahan tersebut. Sebagai badan layanan yang memfokuskan pada pemulasaran jenazah untuk umat Islam secara gratis bagi fakir miskin ini. Tak henti-hentinya rutin menggelar kegiatan workshop tentang pemulasaran jenazah di beberapa lokasi di wilayah Jabodetabek.

“Tujuan utama intinya pembelajaran setiap muslim yang masih hidup, bahwa merawat jenazah hukumnya wajib kifayah,” terang Ustadz Madroi, Manajer Program Barzah Dompet Dhuafa.

Menurut Madroi, setiap muslim wajib mengetahui tatacara bagaimana merawat jenazah yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Karena kewajiban merawat jenazah yang pertama adalah keluarga inti (orang tua dan anak).

“Kalau kita tidak dapat merawatnya sampai menguburkannya berarti kita tidak (birrul walidaini) berbakti kepada kedua orangtua kita,” tambah Madroi.

Selain menggelar pelatihan pengurusan jenazah, Barzah yang berdiri pada Juli 2012, memiliki beberapa program besar lainnya seperti program Layanan Antar Jemput Jenazah, Quick Respon, dan Santunan Paket Kain Kafan. Barzah sendiri memiliki layanan posko di sekitar Jabodetabek dan mampu melayani hingga ke seluruh provinsi di pulau Jawa dan wilayah Lampung.

“Ini salah satu cara kita berdakwah, mudah-mudahan kedepannya dapat kita lakukan secara masif lagi,” harapnya. (uyang/gie)