Belum Terbiasa Gunakan Fasilitas MCK, Warga Bendungan Serang Butuh Penyuluhan

Siska (15) warga desa Bendung, Serang, Banten, saat menjalani aktivitas mencuci di sepanjang aliran sungai. (Foto:Uyang/Dompet Dhuafa)

Sebagai sumber kehidupan manusia, air menjadi komponen utama yang dibutuhkan dalam keberlangsungan hidup. Memang, tidak mudah mendapati air bersih serta layak konsumsi, terlebih bagi mereka yang tinggal di wilayah pelosok dan belum tersentuh bantuan dari Pemerintah. seperti yang dirasakan warga di Dusun Sungak, Desa Bendung, Serang, Banten.

Problematika yang dirasakan warga bukan hanya sulit memperoleh air bersih. Minimnya sarana dan fasilitas MCK di wilayah setempat yang berfungsi untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti berwudhu, mandi, memasak, dan mencuci pakaian, juga tengah dirasakan warga yang berjumlah sekitar 200 KK ini. Puluhan tahun sudah, warga bergantung pada aliran sungai yang berada di sepanjang wilayah Desa Bendung.

Demi mewujudkan keinginan warga setempat, melalui Program Air untuk Kehidupan (AUK) Semesta Hijau, Dompet Dhuafa berupaya memberikan bantuan dengan membangun sarana air, serta kamar mandi (MCK) yang telah dimulai sejak November lalu dan sudah dimanfaatkan pada Februari 2015.

Selama empat bulan proses pembangunan sarana MCK untuk warga setempat berjalan. Harapan serta kerja keras yang dilakukan selama ini membuahkan hasil. Sarana MCK yang begitu dinantikan siap digulirkan untuk warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan buruh ini.

Namun, sarana dan fasilitas MCK yang dibangun belum sepenuhnya digunakan oleh beberapa warga. Pasalnya, warga mengaku belum terbiasa dengan fasilitas tersebut. Seperti pengakuan dari Siska (15) warga Desa Bendung yang tengah duduk di Bangku SMA ini. Untuk menjalani aktivitasnya dalam hal mencuci pakaian, ia mengaku merasa nyaman dan bergantung sekali dengan air kali yang mengalir di kawasan tempat tinggalnya.

“Kalo saya sudah nyaman banget nyuci di kali ini. Emang udah terbiasa di sini. Kalo buat mandi sama ambil air buat masak pasti saya ke kamar mandi itu,” ujar Siska saat ditemui pada Februari lalu.

Aliran air terlihat keruh itu tak menjadi masalah bagi Siska dan segenap warga lainnya. Mereka tak terlalu peduli dengan bahaya kesehatan yang mengancamnya kelak, bila terus bergantung dengan sepanjang aliran air kali tersebut.

Abdul, tokoh masyarakat setempat mengungkapkan, untuk mengubah kebiasaan tersebut, warga perlu mendapatkan penyuluhan kesehatan terkait pemanfaatan sarana air dan fasilitas MCK. Menurutnya, kawasan di Desa Bendung sendiri jarang mendapatkan penyuluhan dalam bidang kesehatan.

“Penyuluhan di puskesmas pernah ada, paling tentang penyakit demam berdarah atau imunisasi. Tapi kalo terkait sanitasi kesehatan belum pernah. Ya mudah-mudahan Dompet Dhuafa bisa bantu kita adain penyuluhan di sini,” harapnya. (uyang)