Berbagi Kurban hingga Kaki Rinjani

Udara Sembalun, Kabupaten Lombok, NTB siang itu memang tidak sesejuk biasanya. Terik matahari yang memancar membuat wilayah kawasan kaki Gunung Rinjani ini terasa lebih hangat. Jumat (25/9) siang itu hari tasyrik pertama di salah satu Desa di Sembalun, program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa bergulir.

Sebanyak enam ekor sapi para pekurban THK Dompet Dhuafa disembelih dan didistribusikan di empat desa di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Empat desa tersebut yakni Desa Sembalun Timba Gading, Sembalun Lawang, Sembalun Bumbung, dan Sajang. Setidaknya 1.200 kepala keluarga di keempat desa tersebut mendapat distribusi daging kurban THK Dompet Dhuafa.

“Sudah tahun ketiga ada seperti ini (kurban THK DD) di Sembalun. Kami tentu senang karena kami jarang dapat daging,” ujar Amaq Nani (55), salah satu warga Desa Sembalun Timba Gading sebagai salah satu penerima manfaat THK DD.

Sebagian besar warga Sembalun, terang Amaq, jarang bisa membeli daging lantaran kondisi ekonomi yang minim. Lebih lanjut ia menjelaskan, mayoritas warga Sembalun adalah petani seperti dirinya.

“Kebanyakan buruh tani, menggarap lahan punya orang,” imbuh Amaq yang memiliki empat anak dan satu cucu ini.

Amaq, berharap, program THK Dompet Dhuafa dapat terus berlanjut di Sembalun hingga tahun-tahun berikutnya. Ia pun berharap agar jumlah ekor sapi yang didistribusikan semakin banyak.

Hadirnya THK Dompet Dhuafa di Sembalun tak pelak selain memberikan manfaat kepada para warga, juga kepada para peternak lokal. Para peternak lokal di wilayah yang berjarak sekitar 120 kilometer dari Kota Mataram ini pun berdaya.

Dengan adanya “hajat tahunan” ini, pemberdayaan praktis menggelinding. Kampung-kampung para peternak binaan seperti di Sembalun bergairah karena desa jadi pemasok ternak. Akhirnya, ternak menjadi salah satu penopang napas desa.

Investasi pun ditanam seiring dengan bergulirnya THK Dompet Dhuafa setiap tahun. Jauh sebelum Idul Adha, hewan telah dipelihara para peternak. Para peternak bukan hanya dapat upah pemeliharaan, melainkan juga diupayakan mendapatkan separuh bagian hewan. Mereka juga mendapatkan bagi hasil pembelian dan pengetahuan soal ternak. Dengan demikian, semakin menegaskan bahwa kurban bukan sekedar aktivitas karitas tanpa implikasi sosial.

Melalui program THK Dompet Dhuafa, daging kurban dapat terdistribusi ke lebih dari 17 provinsi dan ribuan desa kepada masyarakat yang kurang beruntung. Daerah-daerah yang menerima penyaluran hewan kurban THK mayoritas diterima masyarakat yang tinggal di pelosok-pelosok Nusantara, wilayah berbatasan dengan negara tetangga, kawasan dalam pegunungan, pesisir pantai, hingga pulau terluar dalam negeri ini.

Program kurban seperti THK Dompet Dhuafa sejatinya tidak hanya aktivitas sekadar pemberian daging kurban atau karitas semata. Di sana terdapat pemberdayaan para peternak lokal sehingga memiliki dampak eskalasi secara ekonomi. (Dompet Dhuafa/gie)