Berdakwah Di Sungai Tepi Hutan

SUMATERA BARAT — Kegiatan demi kegiatan yang terlaksana memberi motivasi tersendiri bagiku. Sebagai khalifah di muka bumi, senantiasa mengajak pada amar ma’ruf, dan berpikir keras menguras tenaga dan pikiran untuk sebuah pertemuan bagi para pemuda agar terus mencari ilmu dan senantiasa dekat pada Tuhannya. Sebuah perkumpulan yang di dalamnya membawakan dampak positif memperkenalkan seseorang pada Illahi, mengemban amanah untuk dapat dipertangungjawabkan kelak di sisi-Nya.

Gunung-gunung yang diselimuti kabut, bulir embun di dedaunan, rerumputan, kicau burung, dan kokok ayam membuat suasana pagi makin indah bersahaja. Secangkir teh hangat di pagi hari turut memberi rasa hangat di tubuh. “Oh Tuhan sungguh rasa syukur aku lontarkan”. Tak lama, terdengar lantunan salam, “Assalamu’alaikum…” yang kubalas dengan sebaiknya balasan salam “Wa’alaikumussalam..” ternyata salah seorang remaja yang datang, Salman namanya. Beliau memberitahukan kepadaku bahwa semua pemuda dan remaja sudah berkumpul dan bersiap- siap untuk melanjutkan kegiatan Jalan-jalan Dakwah Salam Mantap (JJDSM) yang sudah direncanakan di minggu sebelumnya.

JJDSM merupakan salah satu program dakwah yang aku inisiasi untuk pemuda dan remaja dusun Tubeket, Kec. Sikakap, Kab. Kepulauan Mentawai.Sambil berdakwah dengan jalan-jalan. Namun jalan-jalan kami berbeda. Kami jalan-jalan sambil berperahu dari hilir menuju hulu sungai. Sungguh terasa mengasyikkan karena sepanjang perjalanan alam menyuguhi pemandangan indah. Di tepi sungai bambu-bambu tertata rapi berdampingan dengan indahnya pepohonan, terasa sangat luar biasa.

Saat itu hari Sabtu  (21/11/15), bertepatan dengan musimnya durian di dusun tubeket. Sebelum acara kajian di mulai kami berkumpul mencicipi durian milik salah satu warga di sana. Sungguh rizki yang diberikan Illahi terasa nikmat, membuat kami berbisik dalam hati “Ya Allah jadikan kami hamba-Mu yang senantiasa bersyukur terhadap nikmatmu yang engkau berikan kepada kami”.

Perahu berjejeran di tengah sungai, dibentuk dua formasi dayung perlahan, suasana sunyi dihiasi kicau burung, arus air sungai yang tenang membuat kami menikmati semua suasana saat itu. Ku buka acara dan mulai memberikan pemahaman kepada para pemuda dan remaja bahwa betapa pentingnya kita bersyukur kepada apa yang kita dapatkan hari ini berupa nikmat kesehatan, nikmat kehidupan, nikmat iman dan islam, nikmat beraktifitas, nikmat dari ujung rambut sampai kedua telapak kaki, pertanyaanya adalah apakah selama ini kita bersyukur terhadap nikmat yang diberikan? Jangan sampai merasa sombong dengan keadaan sekarang. Karena keadaan kita sekarang adalah nikmat dan karunia serta kesempatan yang diberikan oleh Allah kepada hamban-Nya untuk menguji sejauh mana kita sebagai manusia dapat bersyukur terhadap apa yang diberikan kepada kita.

“Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan.” (Qs. Adz-Dzariyat:21)

Pikirkan dan mari kita renungkan sejenak terhadap apa yang kita dapat selama ini apakah kita sudah mampu untuk mensyukurinya. Ingat jangan sampai kita termasuk orang-orang yang lalai, sebab kita akan mendapatkan murka Allah. Sehebat-hebatnya kita namun kita tidak mampu menghitung nikmat Allah yang diberikan.

“Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.” (Qs. Ibrahim: 34)

 “Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Qs. Ar- Rahman:13)

Semoga kita termasuk orang- orang yang senantiasa mensyukuri nikmat dari-Nya. Acara mulai terasa hikmat dan dilanjutkan dengan sesi pertanyaan. Pertanyaan-pertayaan mulai dilontarkan dan aku perlahan-lahan menjawab. Kegiatan mulai berakhir dan kami menutup dengan do’a. Kegiatan berjalan dengan baik dan lancar kami bergegas kembali, dalam hati aku panjatkan do’a semoga apa yang saya sampaikan kepada mereka  bisa menjadi bahan renungan agar berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. (Dai Cordofa Dompet Dhuafa Singgalang/ Hasan Tutupoho)