Bersama Bakul Jamu, Suryati Move On

Perempuan paruh baya berusia 54 tahun ini dengan sigap mengangkat bakul di punggungnya. Seperti hari-hari biasanya, langkah kaki Suryati Karyo masih belum lelah untuk membawa beban lebih dari tiga kilo itu di pundaknya. Walau sudah berusia lebih dari setengah abad, namun semangat kerja yang dimiliki Suyati tidak berbeda dengan orang yang berusia jauh di bawahnya.

Sudah 15 tahun Suyati mencari rezeki sebagai penjual jamu gendong. Jamu hasil racikannya ini asli dari warisan kedua orang tuanya. Jamunya pun terkenal enak dan berkhasiat untuk berbagai jenis penyakit.

“Namanya jualan pasti ada yang mau beli, apalagi jamu buatan saya. Alhamdulillah udah terkenal dan langganannya juga lumayan banyak,” ungkap Suyati yang juga meminum jamu buatannya untuk menjaga kesehatan.

Suaminya yang berprofesi sebagai buruh bangunan juga mendukungnya untuk giat bekerja selagi masih diberikan kesehatan. Atas dukungan sang suami, perempuan asal Ngawi, Jawa Timur ini tidak merasa terbebani dalam mencari nafkah untuk keluarganya. Dengan memasang harga Rp 2.000 per gelas untuk setiap racikan jamunya, Suyati rata-rata mampu menghasilkan Rp 60.000 per harinya.

Meski penghasilan yang diperolehnya tak tentu, ia bersyukur dengan apa yang dinikmatinya saat ini.  Keterbatasan ekonomi dengan hidup serba sederhana, pantang baginya untuk mengeluh dan putus asa.

“Jangan sampai putus asa, apa yang ada disyukuri. Kalo ada rezeki Alhamdulillah. Kami sekeluarga selalu berpikir seperti itu,” terangnya.

Namun musibah banjir yang menimpa pemukiman tempat tinggalnya awal Januari 2013 membuatnya berhenti sementara dari aktifitas usahanya. Saat kondisi sudah memungkinkan untuk memulai berdagang, Suyati kehabisan modal. Padahal, kebutuhan hidup setiap harinya harus terus dipenuhi.

“Alhamdulillah, setelah musibah banjir saya dapat bantuan modal usaha dari Dompet Dhuafa, saya benar-benar tertolong,” terangnya. Saat itu ia mendapatkan bantuan modal usaha dari Social Trust Fund Dompet Dhuafa sebesar Rp. 1 juta. Sampai dengan sebelum waktu jatuh temponya, Suyati dapat melunasi pinjmanan pertama dengan baik. Saat ini ia sudah mendapatkan pinjaman yang kedua.

Kini, dengan pinjaman modal usaha yang diberikan STF Dompet Dhuafa, ia pun tidak hanya berjualan jamu gendong, namun juga membuka warung jajan kecil-kecilan di halaman rumahnya. (uyang/gie)