Nurhasanah dengan anak pertamanya seusai melahirkan di RS. Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa. (Foto: Septyani/RST Dompet Dhuafa)
Nurhasanah (33) sedang bercengkrama dengan ibunya di ruang perawatan pascabersalin RS. Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa, Bogor, Rabu siang (17/9) itu. Raut wajah bahagia terpancar lantaran ia baru saja melahirkan anak pertamanya berjenis kelamin perempuan dengan berat 2,7 kilogram secara caesar pada Senin, (15/9) di RST Dompet Dhuafa.
“Ini sudah lebih dari 2 minggu dari usia normal kehamilan saya yang menginjak 9 bulan pada 1 September 2014 lalu. Karena belum juga ada kontraksi, akhirnya dokter pun memutuskan untuk dicaesar saja,” kata Nurhasanah.
Saat awal kehamilan, Nurhasanah mengaku hanya kontrol ke Puskesmas dekat rumah menggunakan kartu jaminan pemerintah. Namun, mendekati hari persalinan ia dan suaminya pun bingung harus bersalin di mana.
Keterbatasan biaya yang dimiliki membuat Nurhasanah tidak sebebas orang lain yang dapat menjalani persalinan di tempat yang diinginkan. Kekecewaannya terhadap salah satu rumah sakit milik pemerintah juga membuat ia enggan untuk mendapatkan perawatan lagi di sana.
“Waktu itu saya pernah mengantar santri dhuafa ke RST untuk berobat, akhirnya saya mencoba menanyakan persyaratannya dan Alhamdulillah tidak lama setelah itu saya lolos menjadi member (anggota),” ungkapnya.
Nurhasanah dan suaminya tinggal di sebuah pesantren daerah Depok, Jawa Barat. Sang suami, Iwan, bertugas untuk mengurus kebutuhan sehari-hari para santri, begitu juga dengan Nurhasanah.
“Saya dan suami pekerjaannya sama, tapi hanya suami saja yang diberi upah Rp 700.000,00 per bulan untuk biaya sehari-hari,” ucapnya.
Mendapatkan kemudahan persalinan di RST Dompet Dhuafa membuat Nurhasanah merasa amat bersyukur. Ia pun menuturkan bahwa sejak kontrol ke klinik kebidanan dan kandungan RST Dompet Dhuafa, tebersit dalam pikirannya jika ia harus membayar sendiri. Ia merasa tidak mampu lantaran untuk hidup saja pas-pasan.
“Saya sampai bilang kepada teman saya, bahwa anak saya merupakan anak zakat. Karena biaya kelahirannya bersumber dari dana zakat dari para donatur di rumah sakit ini,” ucapnya.
Nurhasanah pun bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada para donatur Dompet Dhuafa. Selama dirawat di RST Dompet Dhuafa ia diperlakukan sangat baik meski cuma-cuma. “Seperti pasien yang membayar biaya pengobatan,” tambahnya.
Sebuah harapan sederhananya untuk RST Dompet Dhuafa pun ia sampaikan agar dapat terus berjalan dan bermanfaat bagi dhuafa. “Jarang sekali ada rumah sakit seperti ini, semoga dapat membantu kaum tidak mampu lebih banyak lagi,” pungkas Nurhasanah. (tie/gie)