Bocah Penderita Jantung Bocor Ini Ikhtiar Berobat ke LKC

JAKARTA– Arya Jovan Lisandro (6,5), bocah penderita jantung bocor asal Parak Pisang, Tarok Dipo, Kecamatan Guguak Panjang, Bukittinggi, tiba di Bandara Soekarno Hatta Jakarta beberapa waktu lalu.

Putra bungsu pasangan Esia Marthavia (34) dan Riwud Budi Utomo (33) ini hendak melaksanakan proses pengobatan di RS Harapan Kita Jakarta. Kedatangannya disambut oleh Tim Respon Darurat Kesehatan (RDK) Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa Ciputat, Tangsel.

Langkah Arya yang didampingi ibundanya menjemput kesembuhan, didampingi langsung Tim Dompet Dhuafa Singgalang dari kediamannya untuk melaksanakan pengobatan lanjutan di RS Harkit setelah mendapat rujukan dari RSUP M Djamil Padang.

“Pendampingan ini berupa persiapan tiket, tempat tinggal, dan tanggungan selama Arya mendapat perawatan di Jakarta,” tutur Branch Manager Dompet Dhuafa Singgalang (DDS), Musfi Yendra.

Dalam persiapan keberangkatan ini, Dompet Dhuafa Singgalang juga membantu pengurusan surat perpanjangan BPJS yang sempat terkendala sehingga menunda keberangkatan Arya.

“Terdapat surat yang memiliki limit sehingga harus diurus perpanjangannya, agar saat tiba di Jakarta nanti Arya tak terkendala persoalan teknis dalam pengobatan,” ungkap Finance DDS, Fera Zora.

Sementara itu, menurut Penangung Jawab Tim RDK LKC Dompet Dhuafa Ciputat Slamet Djuniantoro,  selama menjalani pengobatan di RS Harkit Jakarta Arya akan mendapat pendampingan dan advokasi hingga pengobatannya selesai.

Pria yang akrab disapa Salim ini mengatakan, awal tiba di Jakarta Arya didampingi menuju ke RS Harkit Jakarta dan langsung mendapatkan pemeriksaan dokter untuk  menjalani pemeriksaan Ekokardiografi. Setelah itu rencana selanjutnya Arya akan dijadwalkan untuk pemeriksaan CT Scan.

Arya sudah divonis dokter menderita jantung bocor sejak usia 6 bulan. Karena keterbatasan biaya, rencana untuk menjalani operasi akhirnya tertunda. Baru pada usia 6 tahun Arya mendapatkan penanganan serius di RS M Djamil Padang dengan jaminan BPJS Kesehatan. Karena keterbatasan alat hingga akhirnya pihak rumah sakit merujuknya ke RS Harkit Jakarta. (LKC/nisa/mj)

 

Editor: Uyang