Bupati Pandeglang Dukung Program SGI Dompet Dhuafa

Saat di temui di ruang kerjanya dalam rangka silaturrahmi dan sosialisasi program Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa, Bupati Pandeglang, Erwan Kurtubi, MM yang di dampingi oleh kepala dinas pendidikan (Dadan Tafif Danil) dan asisten 1, memberikan sambutan yang hangat kepada TIM SGI, pada pekan lalu.

Pada kesempatan tersebut, ia mengucapkan terimakasih kepada SGI Dompet Dhuafa atas kiprah yang akan di jalankan selama satu tahun ke depan di Pandeglang sebagai bentuk partisipasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia pada umumnya dan  pandeglang khususnya.

Selain itu,  Erwan juga mengungkapkan dukungan  terhadap program SGI DD, secara langsung, ia menginstruksikan  kepala Dinas Pendidikan  agar memfasilitasi  kegiatan SGI selama masa pengabdian. Pada pertemuan tersebut ada beberapa hal yang menjadi topik pembahasan yaitu Pertama terkait keberdaan SGI di beberapa wilayah di Pandeglang yang meliputi, Kecamatan Cibaliung, Cimanggu, Sindangresmi dan Cibitung.

Wilayah tersebut sebagai sasaran daerah penempatan Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa angkatan ke-7, yang menjalakan  tugas pokok sebagai pengajar di daerah-daerah marginal, serta beberapa tugas lainnya seperti program pemberdayaan masyarakat. Kedua, menyampaikan tentang kondisi pendidikan di daerah yang sampai saat ini masih sangat memperihatinkan.  Hal ini juga ditunjukkan kepada Kepala Dinas Pendidikan yang kebetulah hadir pada pembahasan tersebut, agar keberadaan SGI yang bertugas di daerah juga menjadi perhatian pemerintah serta bisa bekerja sama dalam setiap kegiatan yang di selenggarakan seperti pelatihan guru, baik di tingkat sekolah, gugus, UPT maupun di tingkat kabupaten serta program-program lainnya. Ketiga, terkait program yang akan di laksanakan selama satu tahun baik program jangka panjang, menengah, maupun jangka pendek.

Hal ini di sampaikan  langsung kepada bupati di ruang kerjanya, adapun program tersebut yaitu Marak CIIs (masyarakata Cinta Islam). INIbersih (inisiatif Air Bersih), SEMASA (Sekolah Masyarakat Desa) dan Insaf’s (Insfairing Class for student), namun yang menjadi fokus utama pada pembahasan program tersebut adalah mengenai pengadaan air bersih dan SEMASA, dengan harapan pemerintah setempat dapat berkontribusi pada beberapa program yang akan di laksanakan terutama untuk Program SEMASA, sebab kedua masalah tersebut menjadi skala prioritas untuk masyarakat kampung. Disamping beberapa pembahasan tersebut di atas beberapa hal lainnya juga menjadi agenda perbincangan yang menambah durasi pertemuan yang  berlangsung sekitar 1 jam, sejak pukul 11.00 hingga pukul 12.00. Di antaranya  adalah terkait dengan berlangsungnya Ujian nasional saat ini (UN), budaya yang paling sering di lakukan oleh siswa/siswa di sekolah manapun pasca UN adalah melakukan ritual coret-coret baju serta hal-hal negatif lainnya yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Hal ini disampaikan dengan harapan agar pemerintah setempat dalam hal ini Dinas Pendidikan mengambil langkah yang tepat minimal baju atau buku yang sudah tidak di gunakan lagi bisa  disumbangkan untuk pengembangan pendidikan, sehingga dengan sumbangan tersebut bisa di manfaatkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat salah satunya adalah dengan membuat sebuah wadah di kampung sebagai taman baca masyarakat, yang  saat ini menjadi salah satu program  tambahan SGI. Sesi akhir perbincangan, secara pribadi ia mengungkapkan rasa bagga dan haru melihat kipra pemuda yang berasal dari beberapa daerah di luar pulau jawa yang tergabung dalam Sekolah Guru Indonsia Dompet Dhuafa (SGI-DD) melaksanakan tugas pengabdian di daerah terpencil di pandeglang dengan kondisi yang serba terbatas.

beliau juga menambahkan  dari hati yang paling dalam bahwa anda sekalian adalah orang-orang langkah yang sulit di temukan, sehingga saya mendokan semoga dalam menjalankan tugas ini dapat berjalan lancar dan tidak ada hambatan apapun. (SGI Dompet Dhuafa)

 

Editor: Uyang