Cacat Tak Membuat Sultan Pantang Menyerah

Sultan Alfedry Tanjung (10) penerima manfaat LPM Dompet Dhuafa yang menerima bantuan biaya pendidikan dan kaki palsu (Foto: Uyang/Dompet Dhuafa)

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang menginginkan hidup dalam keterbatasan fisik. Begitu juga dengan Sultan Alfedry Tanjung (10), seorang anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar ini. Takdir seolah harus berkata lain, terlahir dengan fisik yang tidak sempurna pada kakinya membuat ia harus ikhlas dalam menerima cobaan yang kini tengah dihadapi.

Tinggal di sebuah kontrakan kecil bersama kedua orangtuanya di kawasan Mentengan RT 03/03 Kemirimuka, Beji, Depok, Jawa Barat, dan  ia menjalani kehidupannya dengan penuh keceriaan. Di tengah keterbatasan yang dimilikinya, Sultan, demikian sapaan akrabnya sehari-hari ini dikenal sebagai anak yang gesit dan cerdas dengan prestasi yang membanggakan di sekolah.

Meski menggunakan kruk untuk membantunya berjalan, Sultan mengaku kerap kesulitan dalam menggerakan langkahnya dalam beraktivitas sehari-hari. Terkadang, ia lebih sering melepas tongkat penyangga tubuhnya tersebut dan memilih untuk menyeret tubuhnya dengan menggunakan kedua tangannya sebagai penopang untuk berjalan.

Seolah tak ada kata menyerah dalam hidup Sultan. Siswa kelas 5 SD yang gemar bermain sepak bola ini juga dikenal sebagai anak yang rajin membantu orangtuanya dalam mencari nafkah. Ia sering menjajakan makanan ringan dan permen di sekolahnya saat jam istirahat berlangsung. Penghasilan yang diperolehnya biasanya ia gunakan untuk kebutuhan sekolahnya seperti membeli buku tulis dan uang sakunya.

Melihat kegigihan dan kesabaran yang ditunjukkan Sultan dalam menjalani kehidupannya dengan penuh kesabaran, Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) mengapresiasinya dengan memberikan bantuan biaya pendidikan rutin selama ia menuntut ilmu. Selaini itu LPM Dompet Dhuafa pun memberikan bantuan kaki palsu seharga Rp 3,5 juta untuk memudahkannya dalam melakukan aktivitasnya.

Keikhlasan yang ditunjukkan Sultan dalam menjalani hidup mengajarkan kita banyak hal, meski ditengah keterbatasan fisik, ia tak pernah menyerah dalam menjalani hidup dan selalu bersyukur menerima setiap keadaan. (Uyang)