Cara Efektif Nuriyawati Meraih Perhatian Siswa

PALEMBANG — Beberapa saat setelah membuka kelas dengan salam dan sapaan ke siswa kelas 1 Madinah, Nuriyawati mengeluarkan bungkusan besar berisi berbagai macam tumbuhan. Dalam bungkusannya nampak daun kangkung, buah-buahan, dan beberapa sayuran yang sering ditemukan sehari-hari.

Materi pelajaran hari itu bukan mengenai pelajaran memasak, melainkan materi tematik tentang pengenalan tumbuhan. Dengan alat peraga langsung berupa tumbuhan asli, membuat suasana kelas lebih menarik.

Sebelumnya, Nuriyawati mengeluarkan media pembelajaran berupa gambar tumbuhan berbahan karton. Ia pun mempercantik media tersebut dengan bentuk tiga dimensi. Sehingga tampilan tersebut lebih menarik perhatin siswa kelas 1 di Madrasah Ibtidaiyah Ikhlasiyah tersebut.

Beberapa media pembelajaran tersebut dipergunakan Nuriyawati untuk mengenalkan siswa mengenai anatomi dari tumbuhan yang terdiri dari daun, bunga, batang, buah hingga akar. Dalam penjelasan materi tematiknya, ia mengurai langsung bagian tumbuhan yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Seperti menjelaskan bagian batang tumbuhan yang dapat dikonsumsi dengan menunjukkan batang tebu, lalu menunjukkan daun kangkung untuk menjelaskan bagian tumbuhan dari daun yang bisa dikonsumsi. Termasuk juga memperlihatkan wortel dan kentang untuk bagian tumbuhan dari akar yang dapat diolah menjadi makanan.

Cara tersebut cukup efektif untuk menjelaskan materi kepada siswa secara visual. Terlebih lagi konsep alat peraga yang menarik visual, memudahkan siswa kelas 1 MI dalam penerimaan materi pelajaran. Dibandingkan dengan metode ceramah monoton, cara ini dapat lebih mengikutsertakan siswa dalam belajar.

Agar suasana kelas tetap menarik, sesekali Nuriyawati mengajak anggota kelas untuk tepuk semangat. “Tepuk semangat…,” pancing Nuriyawati di sela-sela penjelasannya. Seketika siswa pun menanggapinya “sesese.. mamama.. ngangangat…, semangat..,” sambung siswa sambil bertepuk tangan.

Selanjutnya, untuk uji coba mengidentifikasi bagian-bagian tumbuhan itu sendiri. Nuriyawati menunjuk beberapa siswa untuk menyebutkan bagian apa dari tumbuhan yang ia pilih. Untuk menjadikan kelas lebih dinamis, siswa dibagi per kelompok. Lalu dibagikan masing-masing kelompok 2 jenis bagian tumbuhan. Siswa diminta untuk menuliskan bagian-bagian tumbuhan sesuai dengan jatah masing-masing.

Seperti kelompok 3 mendapatkan kangkung dan kentang serta diminta untuk menyebutkan bagian dari apa tumbuhan tersebut dengan menuliskannya di kertas yang sudah dibagikan. Apakah termasuk bagian daun, bunga, batang, buah atau bagian akar. Rangkaian proses mengajar tersebut diperagakan Nuriyawati dalam observasi program School of Master Teacher (SMT) pada Kamis (31/3). di MI Ikhlasiyah, Kertapati.

Ditanggapi Desti Rina Purnamasari selaku observer, metode kali ini menarik sekali dalam penyampaian materi, “bukan hanya memanfaatkan media karton tapi lebih dari itu, media dibuat lebih hidup dengan padanan 3 dimensi berbahan karton berwarna, disempurnakan lagi dengan membawa langsung contoh tumbuhan aslinya,” ujar Desty.

Melihat observasi sepekan berjalan ini, Desty pun mengungkapkan kebahagiaannya atas apa yang sudah disampaikan selama perkuliahan SMT berlangsung. “Alhamdulillah, upaya perkuliahan beberapa minggu lalu berbuah manis dengan diterapkannya materi yang sudah didapat selama perkuliahan,” ungkap Desty bahagia. (Dompet Dhuafa Sumatera Selatan/Agus Wandi)