Cuci Darah tak Membuat Fauzi Patah Semangat

Anugerah seorang anak ketika dilahirkan adalah dalam kondisi sehat, namun mereka yang dilahirkan dengan adanya ‘sakit’ dalam tubuhnya masih menganggap bahwa itu bagian dari anugerah. Meskipun harus menderita penyakit semenjak dilahirkan, mereka yang bernasib seperti ini akan hidup seperti orang-orang pada umumnya. Mereka akan tetap terlihat sehat dan menjalani hidup dengan kebiasaan orang lain.

Dialah Fauzi Tri Nugroho (26) yang saat ini hidup seperti pemuda pada umumnya dan produktif. Pemuda yang apabila melihat secara langsung akan terlihat sehat bugar seperti orang-orang pada umumnya, namun dalam dirinya ia menderita ‘sakit’. Meskipun ia menderita penyakit yang mengharuskannya cuci darah secara rutin, namun hidupnya dilalui dengan aktif bekerja dan membantu paman dan bibinya yang selama ini mengurusnya sejak bayi. Sejak usia 21 tahun yakni tepatnya pada tahun 2010 Fauzi menjalani aktivitas cuci darah ini. Hal ini dilakukan karena Fauzi menderita gagal ginjal yang sebelumnya karena darah tinggi yang dideritanya sejak kecil.

Malangnya nasib Fauzi karena hidup tanpa kedua orang tua dan saat ini tinggal bersama paman dan bibinya. Ayahnya meninggal saat Fauzi masih dikandungan ibunya. Ibunya meninggalkannya ketika melahirkannya. “Ketika saya lahir dalam posisi sungsang dan ketika itu belum ada peralatan yang memadai” ucap Fauzi pada kesempatan kali itu.

Tahun pertama untuk memenuhi biaya cuci darah, Fauzi dan keluarga terpaksa menjual warisan satu-satunya yang dimiliki keluarga, yakni rumah tempat tinggalnya. Namun, kini kebutuhan untuk cuci darah sudah ditanggung oleh RS Rumah Sehat Terpadu DD. Berkat informasi yang didapat dari kerabat maka Fauzi menjadi member RS Rumah Sehat Terpadu DD pada tahun 2011.

Anak ketiga dari tiga bersaudara ini mencari penghasilan dengan berbagai usaha.“Saya saat ini membantu bibi menghidupi saya, menjual pulsa, marketing motor, dan saat ini saya bekerja sebuah perusahaan transportasi asal Indonesia yang melayani angkutan manusia dan barang melalui jasa ojek” tambahnya.

Menurut keterangan Fauzi, ia didiagnosis hanya memiliki sisa untuk bertahan selama tiga bulan. Namun takdir berkata lain, pemuda yang memiliki cita-cita untuk menjadi perawat ini dalam kondisi segar hingga saat ini. “Hingga nanti saya ingin selalu berbuat baik kepada orang lain dan penyakit ini tak membuat saya patah semangat untuk semangat hidup membantu bibi saya” tutupnya.

Ketika kapasitas kesehatan sudah berkurang, maka harapan satu-satunya adalah semangat berjuang untuk bertahan. Mari buat hidup Fauzi dan pasien lain lebih semangat untuk bertahan. Sehingga mereka akan mudah melalui cobaan yang menimpa diri mereka. Bantuan dapat disalurkan melalui rekening BNI Syariah dengan nomor rekening 0298535912 atas nama Yayasan Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa.(RST Dompet Dhuafa/um)

 

“22 tahun Dompet Dhuafa Tumbuh Bersama, mari bergandeng tangan wujudkan kemandirian”