Dai Muda Cordofa, Meretas Dakwah Melintas Batas

BANTEN — Sebagai seorang muslim yang telah melafalkan dua kalimat syahadat, maka pada dasarnya seseorang itu memikul tanggung jawab mengemban amanah dakwah, untuk senantiasa mengajak manusia kepada Allah SWT. Dakwah merupakan tugas mulia, pada setiap waktunya miliki beban semakin berat, karena menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks.

Di mata masyarakat, memandang seorang Dai hanya sebatas orang yang berdakwah di atas mimbar dengan materi-materi keagamaan, dan terkadang tidak menyentuh kepada problematika secara langsung yang sedang dihadapi masyarakat. Tidak jarang para pelaku dakwah dituntut keterampilan yang melengkapi pengetahuan atau lebih dari sekadar mengandalkan dakwah verbal (konvensional). Sehingga para pelaku dakwah atau Dai harus dapat memposisikan diri sebagai pendamping masyarakat secara langsung dan problem solver di tengah-tengah masyarakat.Dengan demikian, dakwah dapat memperkukuh dalam aspek religius dan memperkukuh basis sosial untuk mewujudkan nilai-nilai yang lebih menyeluruh untuk masyarakat madani.

Hal ini melatar belakangi Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) menggelar acara Cordofa Leadership Camp (CLC) selama lima hari, pekan lalu, di Suku Baduy, Banten, sebagai upaya menjawab kebutuhan Dakwah di tengah masyarakat yang menuntut Dai memiliki keterampilan ganda.Dengan mengusung tema “Meretas Dakwah, Melintas Batas,” gelaran tersebut telah berjalan lancar.

“Setiap diri kita itu adalah pemimpin, yang tak hanya berkata-kata indah di atas mimbar.Tetapi dapat memahami dan memetakan problematika umat dan mencari solusi. Sehingga inilah yang kita harapkan sebagai dakwah transformatif yang dilakukan oleh pelaku dakwah,” ujar Fauzi Qosim, selaku manager Cordofa.

Acara ini mengundang lebih dari 12 perwakilan kampus di Jabodetabek yang tergabung dalam Lembaga Dakwah Kampus (LDK) sebagai peserta dan sebagai Dai Muda Cordofa.Diantaranya SALAM dari Universitas Indonesia, LDK Al-Iqtishod STEI TAZKIA, LDK Syahid, UKMI Al-FaruqUniversitas Mercu Buana, LDK Al-Ukhuwah Universitas Islam Negeri ’45, LDK Al-Azzam Universitas Budi Luhur, LDK Al-Hurriyyah IPB, LDK Baabussalam UNTIRTA, LDK  Al-Intisyar Universitas Ibnu Khaldun, SENADA STT NF, SSP STEI SEBI, dan LDK Fikri PNJ. Para peserta dibekali materi dan pelatihan yang terangkum dalam rangkaian acara, seperti Integrasi Intelektual dan Spiritual, Mengkaji Kepemimpinan Rasulullah SAW dan Para Sahabat, Manajemen Dakwah, Diskusi Muslim Negarawan, Fiqh Ikhtilaf dalam Dakwah, Aliran Gerakan Dakwah di Indonesia, Intervensi dan Retorika Dakwah, dan Social Entrepeneur dan Community Development.

Turut mengundangDisaster Management Center(DMC) dalam Materi dan Praktek Dai Siaga Bencana, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) untuk siap siaga dalam penanganan pertama kecelakaan dan Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) untuk mengedukasi kemasyarakatan pada Dai Muda.Selain itu para peserta juga diajak Wisata Budaya Suku Baduy sebagai bentuk interaksi sosial dengan masyarakat.

Fauzi Qosim menuturkan, “Banyak hal dapat dipetik dari materi-materi yang diterima oleh seluruh peserta. Semoga tertanam solidaritas dari lembaga kampus yang ada, memupuk hubungan atau empati kepada masyarakat, dan dapat mengangkat rasa kepemimpinan.”

“Secara kebutuhan sebagai organisator, materi sangat bagus dan memenuhi kebutuhan, dan dapat berafiliasi dengan masyarakat, belajar untuk bisa memberi manfaat,” tanggapan Umi Azizah dari LDK Al-Hurriyah IPB, salah satu peserta CLC.

“Banyak pelajaran tentang dakwah masyarakat, dan pembentukan visi-misi yang bagus untuk diri pribadi seorang pelaku dakwah muda,” Ummay dari SSP Sebi menambahkan tanggapan.

Cordofa berharap kedepannya para Dai muda ini siap diterjunkan ke daerah-daerah bencana, dapat menggali potensi yang ada di sekitar kampus mengenai komunitas-komunitas yang bisa diintervensi program dakwah dengan perubahan-perubahan yang lebih baik, sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat. (Cordofa Dompet Dhuafa/ Rachmat Tullah)