Darurat DBD, LKC Dompet Dhuafa Purwokerto Dukung Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk di Banyumas

Gerakan PSN (Pemberantasan Nyamuk Serentak) se Kabupaten Banyumas. LKC Dompet Dhuafa Purwokerto turut hadir dalam apel PSN bersama Dandim 0701 Banyumas, Letkol Inf. Erwin Eka Gita. Foto: LKC DD Purwokerto

BANYUMAS- Sejak Ahad (14/2) lalu, Pemerintah Kapubaten Banyumas Jawa Tengah telah menetapkan kejadian luar biasa (KLB), terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD). Hal tersebut dikarenakan, meningkatnya jumlah pasien DBD di sejumlah rumah sakit yang tersebar di Kabupaten Banyumas. Sedikitnya, 7 warga dilaporkan meninggal dunia, dan 62 orang dikabarkan tengah mendapatkan perawatan medis akibat terserang DBD.

Menyikapi status KLB DBD yang ditetapkan Pemkab Banyumas, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Banyumas, yang terdiri dari Bupati, Kapolres, Ketua DPRD, Dandim, menggandeng Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa Purwokerto, mahasiswa Poli Teknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang Cabang Purwokerto dan segenap relawan serentak melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di wilayah Kabupaten Banyumas, pada Rabu (17/2).

Titi Ngudiati, Humas LKC Dompet Dhuafa Purwokerto menjelaskan, aksi yang dilakukan dari gerakan PSN ini adalah memberikan edukasi melalui penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta pencegahan melalui pola 3M Plus (Menguras, Menutup dan Mengubur potensi sarang nyamuk Aedes Aegepty yang merupakan penyebar virus dengue penyebab demam berdarah.

Pencegahan lainnya yakni dengan menanamkan pola hidup bersih dan sehat kepada warga di Kabupaten Banyumas. Pola hidup bersih yang ditanamkan untuk mencegah DBD yakni dengan rajin membersihkan barang-barang rumahtangga yang masih dan tidak terpakai secara rutin, terutama barang-barang yang bersentuhan langsung dengan air, guna menghindari jentik-jentik nyamuk yang dikhawatirkan semakin berkembang.

“Dalam gerakan PSN ini, Insya Allah LKC Dompet Dhuafa Purwokerto masih diminta Pemkab untuk menghadapi KLB DBD di Banyumas terutama pelibatan relawan-relawan di wilayah edukasi dan pencegahan,” ujar Titi, saat dihubungi pada Rabu (17/2).

Lebih lanjut, Titi menjelaskan, Penyuluhan dan Pencegahan yang dilakukan gerakan PSN dinilai menjadi metode yang paling tepat dalam mengurangi kasus DBD di Kabupaten Banyumas. Pasalnya, penyuluhan dan pencegahan lebih efektif dalam pemberantasan sarang nyamuk, dibandingkan dengan fogging.

“Fogging hanya memberantas nyamuk-nyamuk dewasa, sedangkan mengimplementasikan pola 3M Plus dalam kehidupan sehari-hari sudah mematikan jentik-jentik nyamuk. Dampaknya tentu lebih besar bila melakukan pencegahan,” jelas Titi.

Rencananya, gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) masih terus berjalan hingga status KLB DBD di Kabupaten Banyumas dihentikan. (Dompet Dhuafa/Uyang)