Darwina, Kartini Masa Kini Penggerak UMKM #JadiManfaat

INDRAMAYU, JAWA BARAT — Hari Kartini memberikan semangat bagi para wanita untuk terus maju dan memberikan manfaat seluas-luasnya bagi sekitar. Sosok Kartini akan terus hidup di dalam jiwa setiap wanita Indonesia. Selama ia memiliki semangat #JadiManfaat di mana pun berada.

Salah satu wanita tangguh asal Indramayu bisa jadi contoh, kuatnya tekad dan semangat untuk mengubah kondisi lingkungannya menjadi lebih baik. Darwina (41) atau akrab disapa Wina awalnya prihatin dengan masyarakat di desanya. Kondisi ekonomi masyarakat masih jauh dari kata sejahtera. Oleh sebab itu, kondisi tersebut membawa para wanita di sana mengadu nasib ke luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Bahkan Wina sendiri pernah menjadi TKI di Hongkong. Di sanalah Wina memulai perjuangannya untuk mendampingi para wanita tangguh saat bergabung dengan keluarga besar Dompet Dhuafa Hongkong. Kembali ke tanah air, Wina merintis beberapa upaya untuk meningkatkan perekonomian. Langkahnya dengan mengoptimalkan potensi yang ada melalui Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Hingga hari ini, sudah lebih dari 1.600 produk UMKM dampingannya, mampu bersaing di pasaran. Bahkan bulan lalu, salah satu produknya berhasil menembus pasar internasional dengan melakukan ekspor ke Korea Selatan.

“Yang menjadi concern kami dan Dompet Dhuafa adalah bagaimana pelaku usaha ini dapat menikmati hasilnya. Bukan hanya lelahnya saja. Alhamdulillah, salah satu binaan kita dilirik oleh pasar Korea Selatan. Produk Kerupuk Kulit Sapi milik pasangan suami-istri Rolis dan Pita Puspita Sari,” ucap Wina.

Komitmen Kembangkan UMKM

Wina tidak berpuas diri, dan terus berkomitmen meningkatkan perekonomian masyarakat Indramayu melalui UMKM. Tujuan akhir dari pendampingan ini adalah bagaimana masyarakat mampu berdikari dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Tanpa harus meninggalkan keluarga maupun tanah air tercinta.

“Banyak pengusaha yang tidak bisa menjawab berapa keuntungan yang didapatkan. Artinya tidak bisa mengukur. Tidak punya manajemen usaha yang baik. Sehingga menimbulkan keprihatinan. Untuk itu kami datang memberikan edukasi, dan pendampingan,” ungkap Wina.

Menurut yang ditemukan di lapangan oleh Wina, banyak diantara anak-anak yang terlantar dan tidak mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tuanya. Lebih jauh lagi, banyak kasus perceraian yang terjadi di Indramayu karena banyaknya wanita menjadi TKI di luar negeri. Ini lah yang mendasari perjuangan Wina dan Dompet Dhuafa untuk menghidupkan perekonomian masyarakat melalui pemberdayaan UMKM.

Setiap pekannya, Wina mengajak masyarakat, khususnya wanita untuk mengikuti pelatihan UMKM selama setahun di kediamannya. Sementara itu, ia menyulap kediamannya menjadi Rumah Edukasi Kewirausahaan sejak 2008. Setelah dirasa siap, Dompet Dhuafa mendorong pengembangan usaha mereka dengan Program Zakat Produktif yang dikelola melalui berbagai unit usaha.

Tak hanya itu, Dompet Dhuafa juga mencarikan pasar untuk penyaluran produk-produk UMKM tersebut. Sehingga mampu terserap secara optimal. Inilah yang disebut pemberdayaan Zakat Produktif untuk memberikan pendampingan masyarakat dari hulu hingga hilir.

“Dompet Dhuafa menjembatani banyak pihak untuk membantu kami, dari Bank Permata, The Harvest bahkan Paragon. Saat itu Paragon mensponsori packaging kami, hingga menjadi sebagus sekarang. Kami harap mimpi-mimpi kami terus terwujud bersama Dompet Dhuafa,” tutup Wina.

Perjuangan Wina sebagai Kartini masa kini belum berhenti. Mengingat masih banyak tantangan yang akan dihadapi dengan berbagai problematika di dalamnya, bahkan Dompet Dhuafa juga akan terus mensupport Kartini tangguh seperti Wina agar mampu #JadiManfaat bagi masyarakat Indramayu. (Dompet Dhuafa / Arlen)