Peduli Dai Pelosok Negeri, Dompet Dhuafa dan Komunitas Hannah Indonesia Gulirkan Bantuan

BANTEN — Di bulan haram (suci) Muharram 1444 ini, Komunitas Hannah Indonesia terus mencoba menguatkan visi dan misinya melalui program karitas bersama Dompet Dhuafa. Sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan agama pada generasi anak-anak bangsa, kali ini Hannah Indonesia dan Dompet Dhuafa memberikan bantuan kepada para dai di pelosok Pandeglang, Banten.

Sebanyak 33 dai yang baru saja memimpin pelaksanaan salat jumat di wilayahnya masing-masing, berbondong kumpul di Aula Yayasan Pendidikkan Islam Hidayatul Mubtadi’ien Banten, Kp. Ciakar Rt.001/00 Ds. Munjul Kec. Munjul Kab. Pandeglang, Jumat (19/8/2022). Melalui acara ini, Dompet Dhuafa dan Hannah Indonesia mempererat silaturrahmi dengan dai-dai yang ada di Pandeglang. Para dai pun menyambut baik atas program kepedulian ini. Sebagian besar dari mereka merupakan guru-guru ngaji bagi anak-anak. Kepada tim Dompet Dhuafa, para dai bercerita ria tentang pendidikan agama Islam yang ada di kawasannya masing-masing.

Sebagai komunitas parenting islami berlandaskan Alquran dan sunnah, Hannah Indonesia bersama Dompet Dhuafa melalui program ini, juga ingin saling bertukar inspirasi, berbagi pengalaman aplikatif, sekaligus memberikan semangat kepada para dai untuk terus berjuang menegakkan agama Islam melalui pendidikan agama di pelosok-pelosok daerah. Untuk mengapresiasi kegigihan mereka, Hannah Indonesia melalui Dompet Dhuafa memberikan insentif kepada setiap dai serta memberikan suport terhadap program Gerakan Maghrib Mengaji yang telah diinisisi oleh Dompet Dhuafa Banten.

Dimas Muttakhin mengajak para dai untuk berbagi cerita.
Pendopo Aula Yayasan Pendidikkan Islam Hidayatul Mubtadi’ien Banten, Kp. Ciakar Rt.001/00 Ds. Munjul Kec. Munjul Kab. Pandeglang, Banten.

Mewakili segenap tim Dompet Dhuafa, Dimas Muttakhin menyampaikan bahwa para dai termasuk guru ngaji memegang peranan penting dalam membentengi akhlak pada anak-anak. Tradisi baik seperti mengaji setelah salat maghrib baik di surau maupun di rumah guru perlu terus dijunjung dan dilestarikan. Mengajari anak-anak untuk mengaji dan belajar membaca Alquran adalah salah satu cara dalam upaya membumikan Alquran dan mencetak generasi bangsa yang qurani.

“Di kampung-kampung, tradisi baik ini masih terus berjalan. Oleh karena itu, Dompet Dhuafa sebagai lembaga amil zakat menaruh perhatian besar kepada para asatid guru ngaji di kampung terus gigih tanpa pamrih mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak,” terang Dimas.

Pemangku Yayasan Pendidikkan Islam Hidayatul Mubtadi’ien Banten, Barnas Sudeta mengatakan, di Kecamatan Munjul ini, kegiatan pendidikan keagamaan bagi anak-anak terus hidup oleh para asatid (ustad-ustad) yang tak pernah pamrih. Meski tanpa bayaran, namun mereka dengan tulus mengajarkan ilmu-ilmu agama bagi masyarakat, tidak hanya kepada anak-anak saja melainkan kepada siapa saja yang ingin belajar ilmu agama.

Penyerahan bantuan secara simbolis dari Komunitas Hannah Indonesia diserahkan oleh tim Dompet Dhuafa kepada 33 dai Pandeglang.
Mad Tarip (55) sedang mengajari santrinya membaca Alquran

Salah satu pengajar ngaji dari Kampung Tanjung Kembang, Desa Cibitung, Kec Munjung, Mad Tarip (55), menceritakan bahwa dirinya adalah seorang petani. Di samping kesibukannya mencari kehidupan di sawah, ia juga banyak mnghabiskan waktu belajar dan mengajar ilmu agama bagi anak-anak maupun masyarakat dewasa. Di depan rumahnya, terdapat aula kecil yang sengaja dibangunnya untuk berbagai kegiatan keagamaan, khususnya belajar mengaji Alquran. Akunya, bantuan yang ia peroleh seperti yang diberikan oleh Hannah dan Dompet Dhuafa ini tidak digunakannya untuk kebutuhan sehari-hari, namun untuk menunjang kegiatan keagamaan yang ia lakukan.

“Alhamdulillah, dengan senang hati kami terima bantuan dari bapak/ibu donatur dari Hannah Indonesia dan juga Dompet Dhuafa. Bantuan ini kami terima ubtuk menunjang kegiatan belajar dan mengaji ajaran-ajaran Islam,” ucapnya. (Dompet Dhuafa / Muthohar)