Demi Kesembuhan Sang Anak, Muliati Gigih Mencari Nafkah

Muliati bersama putri mungilnya Feyti. Dok LPM DD

Kasih sayang orang tua memang tiada tara, seorang anak pun tidak akan dapat membalas kasih sayang orang tua walaupun ia memberikan harta melimpah. Dengan penuh kesabaran dan air keringat yang mengalir tiada henti, sang ayah bekerja membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan buah hati tersayang. Begitupun dengan sang ibu yang telah mengandung dan membesarkan anak dengan penuh cinta, mengayomi dan mendidiknya dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan.

Ya, kisah di atas menggambarkan keikhlasan Muliati (38), seorang ibu dengan delapan orang anak, yang rela membanting tulang dengan berjualan kue lupis di sekitar tempat tinggalnya di kawasan Jakarta. Semua itu dilakukannya untuk menambah penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Maklum, Suherman (42) sang suami hanya berprofesi sebagai tukang vermak levis keliling, yang dirasa keluarga belum mencukupi kebutuhan sehari-hari, terutama untuk membayar SPP pendidikan anak-anaknya. Kedua anaknya yang paling besar pun ikut membantu ibunya menjajakan kue lupis dengan menitipkannya di warung-warung sekitar rumah.

’’Alhamdulillah, anak-anak saya semua pada nurut. Jadinya saya nggak kerepotan juga mau jualan,” ujarnya.

Selain keterbatasan ekonomi yang menjadi cobaan hidup keluarga Muliati, kini ia pun tengah menghadapi cobaan lainnya. Anak bungsunya bernama Feyti yang baru berusia tiga bulankini tengah menderita infeksi paru-paru yang mengakibatkan balita tersebut sulit bernafas. Anak sekecil itu harus menanggung penyakit yang sangat berat, Muliati dan Suherman merasa khawatir dengan keadaan anaknya tersebut.

Suatu ketika, sesak yang dialami Feyti kambuh dan mengakibatkan kejang-kejang, sehingga mengharuskannya mendapatkan perawatan di ruang ICUdi  salah satu rumah sakit di Jakarta.

Dalam permasalahan biaya beruntung ia memiliki jamkesda, namun ada beberapa obat yang tidak ditanggung jaminan kesehatan daerah (jamkesda) sehingga keluargapun harus mengeluarkan biaya besar untuk membeli obat-obatan yang tidak ditanggung pemerintah itu.

Demi kesembuhan sang anak, berbagai usaha dilakukan Muliati dan sang suami. Beruntung, di saat sedang kesulitan, kerabat dekatnya menginformasikan kepadanya tentang Dompet Dhuafa. Kerabat itu menyarankannya mengajukan bantuan ke Dompet Dhuafa untuk menebus obat-obat yang dibutuhkan sang anak.

Alhamdulillah, usaha dan doa yang terus dilakukannya ini tak sia-sia. Segera Muliati dan suami mendatangi kantor Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa dan mengajukan bantuan obat-obatan bagi putri mungilnya. Mendengar kondisi yang dialami sang putri, akhirnya Dompet Dhuafa pun memberikan bantuan melengkapi keperluan obat-obatan bagi Feyti.

’’Saya hanya bisa bersyukur. Saya benar-benar berterimakasih sama Dompet Dhuafa,” ucapnya terharu.

Semoga Muliati dan keluarga diberikan ketabahan dalam menerima cobaan dari Allah SWT dan semoga Allah SWT mengangkat penyakit yang di alami oleh putri bungsunya yang bernama lengkap feyti risda yanti, sehingga ia bisa kembali ceria dan pulih seperti sedia kala. (Uyang)