Demi Menolong Sesama, Ibu Tangguh ini Mantap Jadi Kader TB

 
Indah Kartika Dewi (50), salah satu Kader Kesehatan LKC Dompet Dhuafa yang menangani Penyuluhan TB. (Foto:Uyang/Dompet Dhuafa)

Setahun sudah, perempuan paruh baya bernama lengkap Indah Kartika Dewi (50) mengabdikan dirinya menjadi Kader Kesehatan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa. Dengan bermodalkan keikhlasan dan niat membantu sesama, ia menjalani hari-harinya dengan melakukan berbagai penyuluhan  terkait bahaya penyakit Tuberkulosis (TB) yang saat ini masih menduduki peringkat ke tiga menjadi penyakit yang paling banyak di derita di Indonesia.

“Beruntung saya bisa kenal sama LKC Dompet Dhuafa. Karena lewat LKC saya ditawarkan jadi kader, saya berpikir dari sini mungkin jalan saya bisa menolong orang yang kesulitan menghadapi penyakit TB,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, kawasan Bambu Apus, Pamulang, pada Kamis (19/3).

Ibu empat orang anak yang juga berprofesi sebagai terapis kesehatan ini mengaku, sebelum memantapkan niat untuk bergabung menjadi kader, tak lupa baginya untuk meminta izin terlebih dahulu kepada sang suami. Begitu besar keinginan Dewi, demikian sapaan akrabnya sehari-hari ini, untuk bergabung menjadi kader penyuluhan TB. Berharap, sang suamipun ikut mendukung niat baiknya tersebut.

“Alhamdulillah suami saya memberikan izin untuk bergabung menjadi kader. Jadi saya juga semakin semangat jalani pengabdian saya buat masyarakat,” akunya tersenyum.

Bukan hal mudah bagi Dewi, dalam menjalani tugas mulianya sebagai kader kesehatan. Ia mengaku, tak mudah melakukan penyuluhan terkait penyakit menular yang cukup mematikan ini. Selama menjadi kader, berbagai rintangan dan hambatan pun sering dihadapi ibu yang dikenal pantang menyerah ini.

“Saya pernah penyuluhan tentang TB saat acara pengajian dan arisan. Tapi kesempatan saya selalu dapat dibagian akhir, jadi pesertanya udah banyak yang pada pulang semua,” ujarnya bercerita.

Meski menghadapi berbagai rintangan, Dewi tak pernah sekalipun menyerah dan berhenti dari tugas yang diamanahkan kepadanya. Secara perlahan ia mulai melakukan penyuluhan terkait TB dengan menggunakan strategi sederhana yang diterapkannya. Selama menjadi kader kesehatan penyuluhan TB, Dewi mengaku tengah menemukan puluhan pasien suspect yang ditengarai memiliki gejala terhadap penyakit TB.

“Alhamdulillah untuk pasien suspect TB sudah banyak saya temukan, tapi yang sudah dibantu untuk dirujuk ke LKC satu pasien,” terangnya.

Dewi hanyalah seorang perempuan biasa yang memiliki tekad dan semangat yang kuat membantu warganya yang kurang mampu. Meski hidup dalam ekonomi sederhana, keinginannya untuk membantu sesama tak pernah pudar di dalam lubuk sanubarinya.

“Menolong sesama itu nggak musti harus nunggu punya uang banyak dulu. Alhamdulillah, dengan hidup yang sederhana ini saya masih bisa bantu orang,” pungkasnya. (uyang)