Derita Penyakit Langka, Ammar Butuh Uluran Tangan

Orang tua Ammar, Romli dan Yetty Kurniasih menerima bantuan dari Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa. Selain bantuan dana, LKC Dompet Dhuafa juga akan memberikan advokasi kesehatan Ammar. (Foto: Dokumentasi LKC Dompet Dhuafa)

Orang tua mana yang tidak sedih saat sang buah hati jatuh sakit. Terlebih penyakit yang dialaminya tergolong langka seperti halnya yang dialami Ammar. Ammar adalah bayi berusia enam bulan yang divonis mengalami Atresia Billier atau penyakit akibat kerusakan saluran empedu di luar hati.

Ammar adalah putra dari pasangan Romli (36) dengan Yetty Kurniasih (37). Saat ditemui Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa beberapa waktu lalu, bayi malang itu tengah dalam gendongan sang ibu. Tidak seperti bayi pada umumnya yang terlihat segar, Ammar malah terlihat layu. Ia sesekali menggeliat dengan napas tersenggal – senggal akibat batuk yang dideritanya, di samping kondisi kesehatannya terganggu oleh penyakit Atresia Bilier sehingga tidak ada aliran empedu dari hati ke dalam usus 12 jari.

Kondisi kesehatan Ammar tentu membuat kedua orang tuanya sedih. Penyakit yang diderita Ammar diketahui Romli dan Yetty setelah Ammar di rawat di RSCM Jakarta. Sang dokter di rumah sakit itu memvonis Ammar menderita penyakit Atresia Billier.

”Atresia Bilier ini kata dokter adalah penyakit langka, bandingannya satu berbanding lima belas ribu kelahiran,” ujar Romli di kediamannya di Depok.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Romli, ia dan bayinya harus sering bolak-balik ke RSCM demi proses pengobatan untuk anak bungsunya itu. ”Bukan hanya operasi transplantasi hati yang membuat saya bingung, tapi setelah operasi itu, kata dokter dia harus minum obat seumur hidup, sedangkan biaya obatnya aja seharga tiga jutaan tiap bulan dan itu tidak masuk jaminan BPJS Kesehatan, ” ujar Romli sedih.

Sebagai ayah yang hanya berprofesi sebagai guru honor di SD Swasta itu, Romli tentu merasa sangat berat dengan biaya pengobatan anaknya. Bayangkan biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan operasi transplantasi hati saja sebesar Rp 900 Juta. Sedangkan BPJS hanya menanggung Rp 250 juta. Selisih dari biaya itulah yang harus ditanggung Romli.

”Uang sebesar itu dari mana saya pak,saya hanya guru honor mana cukup untuk biaya operasi dengan jumlah biaya sebesar itu, ” tutur Romli lirih.

Kala menerima kunjungan petugas LKC Dompet Dhuafa saat menyerahkan donasi untuk membantu meringankan beban biaya pengobatan anaknya, Romli merasa sangat senang dan bersykur. Pasalnya selain bantuan dana, LKC Dompet Dhuafa juga akan memberikan advokasi kepada anaknya. Hal ini mengingat proses pengobatan yang akan dialami Ammar cukup lama.

”Pengobatan Pasca operasi itu memakan waktu yang lama, sehingga hal ini harus dilakukan oleh banyak pihak, ” terang dr. Yenny Purnamasari selaku Wakil Direktur LKC Dompet Dhuafa. (gm/mj/den) editor: gie