Di Beijing, Lukman Berdakwah Melintas Batas

Lukman Hakim, Dai Ambassador Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) saat mengisi kajian Ramadhan di Beijng, Tiongkok. (Foto: Dok Pribadi)

Dalam menyambut bulan yang penuh berkah, Ramadhan 1436 H, Dompet Dhuafa menyaring para pendakwah yang berkompetensi untuk berbagi ilmu di 15 negara. Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) melalui program Dai Ambassador memilih 15 dai untuk diberangkatkan ke negara tujuan masing-masing.

Kelima belas dai yang terpilih oleh Cordofa telah diberangkatkan pada Sabtu (20/6) lalu. Dai Ambassador merupakan program dakwah dari Cordofa yang menyasar masyarakat Islam di luar negeri. Untuk mendorong perubahan tatanan dunia yang lebih harmonis, Dai Ambassador bergerak meretas dakwah melintas batas.

Imam Al-Faruq, Kordinator Program Dakwah Internasional Cordofa menjelaskan, dai yang diberangkatkan telah mengikuti proses seleksi yang dilakukan Cordofa. “Kami menghindari dai yang pragmatis, tak hanya itu, kompetensi dan kapasitas dai dalam menyampaikan ilmu yang mereka kuasai harus tinggi,” jelas Imam.

Ia menjelaskan, program dakwah yang dijalankan selama satu bulan di mancanegara itu diharapkan mampu menyebarkan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil alamin ke seluruh penjuru dunia. Lebih lanjut, ia menjelaskan, Dai Ambassador tidak hanya menyebarkan Islam dengan berdakwah, tetapi juga memberikan konsultasi terhadap para jamaah mengenai zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf).

Salah satu dai yang terpilih menjadi Dai Ambassador adalah Lukman Hakim. Ramadhan kali ini Lukman Hakim mensyiarkan Islam di Beijing, Tiongkok. Pada dakwahnya kali ini Lukman masih menyasar masyarakat Indonesia yang hidup di kota tersebut. “Untuk minggu pertama Ramadhan ini saya berdakwah di kalangan mahasiswa dan pekerja Indonesia yang dekat dengan KBRI di Beijing,” ujar Lukman.

Dakwah lanjutan yang akan Lukman jalani yaitu berdakwah di kalangan  muslim Tiongkok. Menurut Lukman, umat muslim di Tiongkok menjadi minoritas sehingga diperlukan syiar dakwah  yang efektif. “Kita juga bekerjasama dengan KBRI agar bisa memiliki akses ke tokoh muslim Tiongkok,” paparnya saat dihubungi melalui telepon, Kamis (25/6).

Saat Ramadhan di Beijing ini Lukman diberikan kemudahan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing untuk menjalankan proses dakwahnya. “Kami bisa menggunakan salah satu ruangan KBRI untuk menjalankan kegiatan dakwah,” jelas Lukman.

Selain mendapat kemudahan dari pihak KBRI di Beijing, di lain sisi Lukman sedikit mendapatkan kendala dalam hal berkomunikasi. “Untuk akses informasi Tiongkok tidak seterbuka Indonesia. Di sini saya tidak bisa mengakses Google dan beberapa media sosial untuk memantau keadaan di Indonesia dan menerima kabar dari kerabat,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Ramadhan kali ini pun terasa cukup berbeda bagi Lukman. Selain harus berada jauh dari keluarga, perbedaan waktu selama berpuasa juga agak berbeda. “Di sini pun puasa dijalankan selama 17 jam. Pukul 03:00 pagi sudah subuh dan maghrib baru berkumandang pada pukul 20:00,” jelasnya. (Gita)

 

#Ramadhan, Ambil Berkahnya