Dia yang Setia Menjemput Zakat Anda

Hampir setiap waktu berkutat dengan jalanan ibukota, menjadi rutinitas Muhammad Yatim. Ya, dia adalah amil Dompet Dhuafa yang bertugas sebagai tim Jemput Zakat. Saat ponselnya berdering ada donatur yang meminta untuk dijemput zakatnya, Yatim selalu siap. Telah terbiasa berpindah dari rumah ke rumah demi memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin menunaikan kewajiban berzakat.   
Bukan waktu sebentar dari bapak tiga anak ini mengabdikan dirinya dari bagian tim kemanusiaan Dompet Dhuafa. Dari tahun 2001 hingga sekarang, dia abdikan diri untuk melayani masyarakat. Berbagai posisi telah dicicipinya. Mulai dari bagian tim Bersih Itu Sehat, tim penghimpunan, operator merangkap customer service dan yang terakhir adalah tim Jemput Zakat.
Keputusan manajemen terkait tim Jemput Zakat harus ditangani langsung oleh amil, membawa Yatim menikmati alur-alur fasilitas kemudahan berdonasi di Dompet Dhuafa. Dari ruang kerja pejabat parlemen di Senayan, rumah pengusaha, kediaman artis, hingga ruang kerja jenderal TNI pernah dia jelajahi. Dari jam terbang menjadi tim Jemput Zakat tentu menyimpan segudang cerita dan pengalaman tersendiri. Cerita suka, duka, kabar bahagia dan mungkin kerinduan dari beberapa orang yang
pernah ia temui bukan hal asing dia rasakan. Pekerjaannya benar-benar dia nikmati dan jalani dengan tulus ikhlas. “Saya merasa senang sekali bertemu banyak orang dari berbagai latar belakang pekerjaan. Saya tidak hanya menunaikan pekerjaan dan berbagi pengetahuan tentang zakat, infak, sedekah dan wakaf saja dalam interaksi bersama donatur. Tetapi, lebih dari itu yang saya dapat. Berbagi pengalaman balik para donatur kepada saya juga hampir setiap jemput donasi saya terima,” tutur Yatim, penuh bahagia. 

Selain itu, pria kelahiran Bekasi 17 September 1979 tersebut juga merasa bahwa pekerjaannya tak sebatas antara amil dan donatur semata. Lebih dari itu, jalinan yang dia rasakan sudah seperti keluarga. Tak canggung para donatur berbagi ilmu pengetahuan kepada dirinya dan amat bersyukur jadi bagian di tim Jemput Zakat. Tak ragu sebagian dari mereka juga mencurahkan isi hati dan kisah-kisah spiritual kepadanya. 

“Dari situ saya banyak belajar dan mendapatkan ilmu baru. Bahkan yang lebih dalam lagi, saya merasa puas dapat bertemu dengan hamba-hamba pilihan Allah SWT yang mensucikan hartanya di jalan terbaik. Tentu dalam setiap langkah saya juga banyak bertaburan doa mustajabah para donatur mengiringi laju dari lembaga Dompet Dhuafa. Disinilah kepuasan batin tersendiri, ketika menyaksikan donatur tak hanya memahami apa itu zakat, tetapi juga m e n g a p l i k a s i k a n n y a ,” tambahnya. 

Pekerjaan yang mobile membuatnya harus menyiapkan fisik terbaiknya. Bermacet-macetan, panas terik yang mendadak hujan deras, ban bocor, menjadi lika-liku pekerjaan tim Jemput Zakat yang dia rasakan. Suka, duka, unik dan lucu menjadi baris demi baris cerita yang terukir di profesi tersebut. “Suatu saat saya mendapat kabar dari customer service di kantor kalau ada donatur yang mau zakat. Katanya sih alamatnya di Jalan Asia Afrika. Nah, dari Tangerang saya langsung pacu motor menuju Jalan Asia, setahu saya ya jalan yang ada si Senayan itu. Saya muter-muter lama kok gak ketemu-ketemu. Kemudian saya telefon donaturnya. Ternyata alamat yang dimaksud adalah Jalan Asia Afrika, Bandung,” ceritanya dengan terkekeh. 

Tak hanya itu, Yatim menambahkan bahwa dia juga pernah mau diterkam anjing saat jemput donasi di Tanah Kusir. Awalnya tak mengira bahwa anjing tersebut akan menerkamnya. Posisi anjing yang tenang dan diam seketika menggonggong panjang dan hendak menerkam. Jantungnya dibuat mendadak berdegup lebih cepat lantaran kejadian tersebut. 

Sekitar enam tahun menjadi bagian tim Jemput Zakat telah mengukir ragam kisah di kehidupan Muhammad Yatim. Memahami berbagai karakter orang hingga sedekat saudara ia rasakan benar hingga saat ini. Terus semangat Mas Yatim untuk membumikan #Zakatnesia untuk menebar berkah untuk Indonesia.