DMC adakan Sekolah Ceria untuk anak-anak korban Gempa di Pulau Buru

MALUKU UTARA – Gempa tektonik berkekuatan 5,2 Scala Richter (SR) mengguncang Pulau Buru dan Ambalauw, Minggu (18/01), sekitar pukul 08.22 WIT. Sehingga membuat warga panik dan berlarian di halaman terbuka. Disaster Management Center (DMC) segera merespon terjun ke daerah yang tertimpa bencana tersebut.

Sulitnya akomodasi menjadi kendala tim respon. Sehingga membutuhkan waktu lama untuk mencapai lokasi dimana perjalanan harus ditempuh melalui jalur laut juga. Perjalanan panjang memang harus tim respon tempuh untuk menuju lokasi gempa.

Setibanya di lokasi, tim DMC yang dipimpin langsung oleh Manajer Respon Fadhilah Rachman, segera berkoordinasi dengan tim respon setempat yaitu BPBD Maluku yang dipimpin oleh Kasie BPBD Buru Selatan, Zei, kemudian dengan pihak Koramil setempat yang dipimpin oleh Kapten Situmorang dan dua Kepala Desa untuk melakukan pemetaan di lokasi kejadian. DMC Dompet Dhuafa merupakan satu-satunya LAZ Nasional yang terjun ke daerah tersebut untuk membantu penanganan bencana.

Berdasarkan data pihak BPBD Maluku, Koramil dan para Kepala Desa, ada tiga desa yang terdampak paling parah yaitu Desa Masawoy ada satu korban jiwa, 14 rumah rusak berat. Kemudian Desa Ulima yang tercatat ada dua korban luka berat, 55 rumah rusak berat, dan Kampung Baru terdapat 12 rumah rusak berat.

Dari hasil koordinasi tersebut, maka diputuskan DMC Dompet Dhuafa akan membantu dalam bentuk program Sekolah Ceria yang akan digelar di dua desa. Sekolah Ceria menjadi salah satu upaya Dompet Dhuafa dalam membantu mengatasi trauma anak-anak, pasca gempa bumi yang terjadi pekan lalu.

“Anak-anak begitu antusias mengikuti kegiatan Sekolah Ceria ini. Lewat kegiatan ini, diharapkan anak-anak yang sementara bertahan di pengungsian dapat terhibur kembali. Karena sejak di pengungsian, mereka mulai merasakan kejenuhan luar biasa,” ujar Fadhil, Koordinator Relawan DMC Dompet Dhuafa saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (28/1).

“Anak-anak di pengungsian tidak hanya mengalami kejenuhan, tapi juga menunjukkan tanda-tanda trauma yang cukup mendalam. Semoga Sekolah Ceria ini dapat menjadi sarana trauma healing bagi mereka,” tambahnya.

Selain kegiatan Sekolah Ceria, kami juga memberikan bantuan berupa perlengkapan sekolah untuk anak-anak dan beberapa logistik untuk para warga terdampak. Terbatasnya pasokan listrik dan infrastruktur membuat penanganan sedikit terhambat. (DMC Dompet Dhuafa/Fadhil)