Dompet Dhuafa Bagikan Ribuan Masker untuk Warga Sumatera

PEKANBARU, RIAU — Pagi itu tak sesejuk biasanya. Udara segar tak lagi dapat dinikmati sebagian besar warga Sumatera. Pepohonan dan tumbuhan yang biasa hijau, kini tampak kelabu. Menatap orang di seberang hanya samar dan tak sejelas biasanya. Hal ini tak hanya terjadi di Sumatera saja, tetapi juga dialami warga Kalimantan.

Asap yang dihirup bukan karena gunung meletus, melainkan dari kebakaran hutan di kawasan Pulau Andalas ini. Hampir sebagian besar kegiatan di berbagai sektor hampir lumpuh akibat kejadian ini. Selain jadwal penerbangan terganggu, akibat dari kebakaran hutan ini juga berdampak pada kesehatan masyarakat, terutama pernafasan.

Menurut data yang dihimpun oleh Dompet Dhuafa Jambi, penderita ISPA meningkat menjadi 3.357 kasus diawal September. Jumlah warga kota yang terserang penyakit ISPA bulan september hingga Senin (14/9) mencapai 20.741 orang.

Hasil penemuan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Stasiun Pekanbaru pada Selasa (15/9) terdapat 48 titik panas yang diindikasikan sebagai lokasi kebakaran hutan dan lahan di Sumatera. Angin yang mengarah ke Timur Laut menyebabkan Singapore dan sebagian barat Serawak, Malaysia tertutup oleh asap dari dampak tersebut.

Indeks Standar Pencemaran Udara (SIPU) di Riau kini sudah mencapai level bahaya yaitu 984 psi (polutan standar indeks). Padahal SIPU normal berada di kisaran 300-500 psi. Walau pemerintah belum menganggapnya sebagai kondisi darurat, namun sejumlah warga sudah mulai merasakan dampak gangguan kesehatan dari menghirup udara tidak sehat ini.

Menanggapi kejadian tersebut, Dompet Dhuafa membagikan 4000 masker di kota Jambi dan Muara Jambi, pada Selasa (15/9). Sebelumnya, Sabtu (12/9) sebanyak 7.350 masker dibagikan di Jambi.

“Kabut asap yang terjadi tahun ini merupakan yang terparah di Jambi. Bukan hanya asap, tetapi debu-debu sisa pembakaran juga menghiasi udara Jambi,” kata Ibnu Isnaeni dari Dompet Dhuafa Jambi melalui pesan singkat. (Dompet Dhuafa/Erni)