Dompet Dhuafa Bangun Sumur Air untuk Kehidupan bagi Warga Puuwatu Sulawesi Tenggara

SULAWESI TENGGARA — Dompet Dhuafa Sulawesi Tenggara membangun sumur bor di tengah-tengah masyarakat Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari. Pada Minggu (2/10/2022) Dompet Dhuafa menggelar peresmian penggunaan sumur bor sebagai salah satu program Air Untuk Kehidupan (AUK) bagi masyarakat Punggolaka.

Peresmian ini dihadiri langsung oleh Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sultra Hassan Afif dan GM Budaya & Pendidikan Dompet Dhuafa Herman Budianto. Selain itu juga dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat yaitu Ustadz Hakim. Sebanyak kurang lebih 30 warga sekitar juga turut hadir bersama beberapa volunteer Komunitas Gerakan Kendari Mengajar yang saat itu sedang bertugas di sana.

Acara dimulai dengan tausiyah singkat oleh Ustadz Hakim, dilanjutkan dengan pembukaan dan sambutan-sambutan oleh masing-masing pihak yang terlibat. Setelahnya dilakukan simbolisasi peresmian AUK yang ditandai dengan pemotongan pita, diikuti dengan pembukaan kran perdana.

Peresmian AUK ditandai dengan pemotongan pita oleh Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sultra Hassan Afif, GM Budaya & Pendidikan Dompet Dhuafa Herman Budianto dan Tokoh Masyarakat Punggolaka Ustadz Hakim.
GM Budaya & Pendidikan Dompet Dhuafa Herman Budianto memberikan sambutan.

Hassan Afif mengatakan dalam sambutannya, Dompet Dhuafa membantu membangun sumur bor beserta penampungan air dengan kedalaman sumur yaitu 70-80 meter. Sedangkan toren penampungan air memiliki kapasitas sebanyak 1.200 liter. Dengan kapasitas tersebut, maka pengadaan program AUK ini mampu digunakan oleh 200 kepala keluarga (KK) di sekitar sumur.

“Sumur bor ini dilengkapi dengan penampungan air sebesar 1.200 liter. Dengan kapasitas itu, sumur ini bisa digunakan oleh 200 kepala keluarga (KK),” sebutnya.

Pembangunan sumur bor ini berlatar belakang karena warga Punggolaka mengalami kesulitan menemukan dan menggali sumber mata air untuk mendapatkan air bersih. Di samping itu, Kelurahan Puuwatu juga kerap dilanda kekeringan saat musim kemarau. Untuk mendapatkan air bersih layak pakai, saat hujan turun warga kerap menadah air hujan. Padahal, air hujan pun belum tentu bersih dan layak untuk dipakai sehari-hari.

Amir Salam (27), salah satu warga Kelurahan Puuwatu mengambil air dalam ember
Pembukaan kran air perdana di tengah-tengah masyarakat Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari.

Alternatif lainnya adalah warga harus membeli air bersih dengan harga Rp50.000 (lima puluh ribu rupiah) yang diisikan ke dalam toren kecil untuk dipakai selama 4-5 hari. Maka dalam satu bulan, setiap satu KK harus mengeluarkan sekitar Rp200.000 (dua ratus ribu rupiah) untuk air bersih. Itu belum untuk air mineral untuk minum dan memasak sehari-hari. Untuk air mineral, setiap satu galonnya dihargai dengan harga Rp5.000 – Rp7.000 yang biasanya akan habis dalam 2-3 hari.

“Alhamdulillah, kami senang sekali dengan dibangunnya program air ini, kini kami dengan mudah mendapatkan air bersih,” ucap Amir Salam (27), salah satu warga Kelurahan Puuwatu.

GM Budaya & Pendidikan Dompet Dhuafa Herman Budianto mengatakan, Air untuk Kehidupan (AUK) merupakan program yang digagas Dompet Dhuafa untuk memberikan air bersih di pelosok-pelosok negeri yang mengalami krisis air bersih. Salah satunya adalah di Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari ini. AUK hadir sebagai bentuk kepedulian dan kebaikan para donatur Dompet Dhuafa.

“Silahkan bapak-bapak/ibu-ibu memanfaatkan air ini dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya kami amanahkan kepada warga Punggolaka untuk pengelolaan dan perawatannya. Kami berharap sumur ini akan terus awet atau bahkan justru berkembang,” tuturnya.

Selanjutnya, warga akan berembug untuk membuat jadwal perawatan sumur bor. Warga pun berharap sumur ini akan terus awet hingga bertahun-tahun ke depan. (Dompet Dhuafa / Muthohar)