Foto: Radinal/Dompet Dhuafa
JAKARTA— Idealnya, tiap anak di Indonesia bisa mengenyam bangku sekolah minimal hingga tingkat SMA karena itulah hak mereka. Namun, faktanya angka putus sekolah di Indonesia masih sangat tinggi hingga saat ini. Kemiskinan menjadi faktor penyebab salah satunya. Kemiskinan di Indonesia saat ini lebih banyak dialami penduduk desa, yakni sebesar 14,42% sementara penduduk miskin di perkotaan sebanyak 8,52% (data September 2013). Dan sudah diduga bahwa sebagian besar penduduk miskin di desa bekerja di sektor pertanian, baik sebagai petani maupun buruh tani. Banyak anak-anak petani Indonesia gagal melanjutkan sekolah ke SMA atau pergurauan tinggi.
Program Beasiswa Anak Tani yang diluncurkan oleh Dompet Dhuafa diharapkan dapat menggugah kepedulian masyarakat untuk mengulurkan bantuan pendidikan bagi anak-anak petani di bangku SMA di seluruh Indonesia. Tidak kurang 1.000 siswa/i akan mendapatkan bantuan pendidikan sebesar 1 juta selama setahun saat menempuh pendidikan di kelas 3.
“Mereka umumnya adalah anak petani yang menggarap lahan milik orang lain sehingga memiliki penghasilan yang kecil. Bahkan, sebagian besar dari mereka masih menikmati beras miskin,” ujar Direktur Eksekutif dan Communication & Resources Mobilization Dompet Dhuafa, Yuli Pujihardi, saat peluncuran program, Kamis (17/7) di Jakarta.
Dalam kesempatan peluncuran program tersebut, pemberian beasiswa dilakukan secara simbolis kepada 10 anak petani yang berasal dari Bogor, Jawa Barat dan Banten.
Yuli menuturkan, Dompet Dhuafa sudah sejak lama menaruh perhatian terhadap pendidikan dan investasi sumber daya manusia. Dengan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) pendidikan yang terhimpun, Dompet Dhuafa terus berupaya memastikan harapan masyarakat dhuafa terhadap pendidikan tetap hidup.
Bentuk intervensi pendidikan yang dilakukan Dompet Dhuafa tidak saja pada siswa dan mahasiswa, namun hingga mengelola elemen pendidikan lainnya seperti guru, tata kelola sekolah, dan pengiriman para guru ke pulau-pulau terdepan. “Karena pendidikan hak asasi setiap anak bangsa dan pendidikan terbukti efektif memutus rantai kemiskinan,” jelas Yuli.
Salah satu program pemberdayaan Dompet Dhuafa dalam pendidikan adalah SMART Ekselensia Indonesia (SMART). SMART adalah sekolah bebas biaya untuk siswa yang berasal dari keluarga dhuafa.
Sejak 2004 hingga saat ini, sebanyak 370 siswa dari 26 provinsi menerima manfaat di sekolah berasrama, akselerasi, dan terakreditasi A tersebut. SMART yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat ini memiliki tradisi meluluskan 100 persen alumninya masuk perguruan tinggi negeri (PTN) terakreditasi A.
Berbagai program pendidikan Dompet Dhuafa menjadi bukti bahwa dana ziswaf masyarakat yang terkumpul dapat memberikan manfaat kepada kaum dhuafa. Karenanya, Yuli mengajak segenap masyarakat untuk bersama-sama Dompet Dhuafa menjadikan masyarakat yang kurang beruntung dapat tetap menikmati akses pendidikan.
“Mereka anak-anak tani yang harus dibantu, melalui program beasiswa ini kami mengharapkan partisipasi masyarakat untuk membantu mereka agar bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA sampai perguruan tinggi,” pungkas Yuli.