Dompet Dhuafa Beri Santunan Korban Longsor Cianjur

kondisi rumah Almarhum Jajang dan istri pasca tertimbun longsor di kawasan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat beberapa waktu lalu (foto: LPM Dompet Dhuafa)

CIANJUR- Longsor di kawasan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur telah menewaskan pasangan suami istri, tertimbun reruntuhan rumahnya, yakni Jajang (30 tahun) dan Titin (31 tahun), pada beberapa waktu lalu.

Sehari setelah kejadiaan nahas itu, Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) menemui kediaman keluarga duka untuk menyampaikan santunan belasungkawa dari para donatur. Tiba pada pukul 8 malam di Polsek Sukaresmi. Hanya saja jalan yang curam dan licin tanah akibat hujan dan tanpa ada penerangan, mengharuskan untuk menunda perjalanan sampai esok pagi.

“Habis hujan jalanannya sangat licin dan gelap, Pak. Untuk memberikan santunan alangkah lebih baiknya esok pagi, dan kami siap mengantarkan,” ujar salah seorang petugas piket malam Polsek Sukaresmi.

Ketika terik sudah sampai pada peraduan mata, denting jam menunjukkan pukul sembilan, perjalanan pun dilanjutkan kembali, diantar oleh pihak kepolisian Sukaresmi dan salah seorang warga menuju TKP.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2-3 KM dari Polsek Sukaresmi ke lokasi kejadian, melewati jalan setapak tanah dan turunan curam, akhirnya sampai di reruntuhan rumah yang tertimbun tanah.

Disekitar tempat itu, nampak raut sedih pada wajah keluarga korban. Selang beberapa waktu kemudian, seusai Tim LPM Dompet Dhuafa bersalaman dan memperkenalkan diri serta menyampaikan maksud tujuannya, keluarga menceritakan kronologis kejadian nahas itu.

“Jajang jam sepuluh malam masih mondar-mandir di rumah Umi, terus katanya pengen tidur karena badan pegal-pagal,” ujar Umi, salah seorang keluarga duka yang tinggal persis di sebelah rumah (alm) Jajang.

Umi menyampaikan tiga hal penyebab kematiaan Jajang dan Titin, yakni Evakuasi yang alot, korban tertimbun tanah dengan ketinggian dua meter, dan pintu kamar yang susah untuk didobrak karena terhalang tanah.

“Tengah malam tiba-tiba ada bunyi keras di rumah Jajang, pas dilihat sudah banyak tanah. Sontak Umi langsung teriak-teriak mengingat Jajang dan istrinya sedang tidur di dalam kamar. Kamarnya hancur tertimbun tanah sampai dua meter, karena pintunya membuka ke dalam jadi susah didobrak, sampai butuh waktu sekitar 1-2 jam-an,” kembali Umi menuturkan dengan binar mata terlihat sedih mendalam.

Kematian pasangan suami istri ini meninggalkan dua putranya yang masih duduk dibangku sekolah dasar dan mewarisi rasa trauma. (LPM Dompet Dhuafa/Rachmat)

 

Editor: Uyang