Dompet Dhuafa Dirikan Posyandu bagi Pemulung di Tangsel

Foto: Dokumentasi LKC Dompet Dhuafa

TANGERANG SELATAN – Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa mendirikan Pos Layanan Terpadu (Posyandu) bagi para pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Tangerang Selatan pada Kamis (25/9). Posyandu ini didirikan guna memberikan akses layanan kesehatan untuk dhuafa di kalangan pemulung.

Posyandu yang berlokasi di RT 03 RW 03, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan ini dilaksanakan satu bulan sekali setiap hari Selasa pekan ketiga. Posyandu melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan di antaranya penimbangan bayi, pemberian imunisasi, pemberian Vitamin A, penyuluhan kesehaatan reproduksi dan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

”Di Posyandu juga kita bikin kelas ibu, di mana kita memberikan penyuluhan tentang persiapan hamil, melahirkan dan mengurus anak dengan baik,” kata Bidan Sari Bunga, salah satu petugas kesehatan dari LKC Dompet Dhuafa Ciputat.

Hadirnya Posyandu di lokasi tempat pembuangan sampah ini disambut antusias oleh warga pemulung. Pasalnya, selama ini tidak pernah ada Posyandu di lokasi tersebut. ”Selama ini anak-anak balita di sini tidak pernah mendapatkan fasilitas Posyandu, sehingga banyak anak-anak yang tidak ditimbang berat badannya dan tidak imunisasi,” ujar Listiyarsih (44), salah satu kader Posyandu TPA Cipeucang.

Masih menurut Listiyarsih, para penduduk yang tinggal di sekitar TPA Cipeucang ini sudah lama menginginkan adanya posyandu. Mereka berharap adanya fasilitas kesehatan seperti di wilayah lainnya. Warga pemulung di TPA Cipeucang sebelumnya harus bergabung dengan masyarakat di wilayah lain. Sementara jarak yang cukup jauh menjadi kendala yang membuat mereka enggan untuk datang ke posyandu tersebut.

Selain itu, warga pemulung tersebut merasa sungkan untuk bergabung dengan warga sekitar. Alasannya, Listiyarsih merasa malu karena berasal dari keluarga pemulung. ”Takutnya mereka kan orang asli sini, kami kan pendatang, selain itu pekerjaan kami itu pemulung yang dipandang rendah oleh sebagian orang, ” tuturnya.

Warga yang menempati lokasi TPA Cipeucang mayoritas penduduk urban yang tidak memiliki kartu tanda pengenal setempat. Karenanta, hal tersebut sering kali menjadi kendala ketika dilanda sakit untuk berobat. Selain itu mereka juga terbatas dengan biaya dan rata -rata belum memiliki Kartu BPJS. (mj/gie)