Dompet Dhuafa Gelar Aksi Layan Sehat di Kampung Kusta

Foto: Dokumentasi LKC Dompet Dhuafa

TANGERANG – Layananan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa menyelenggarakan aksi layan sehat di Kampung Kusta, Tangerang Banten. Kampung Kusta berada di kompleks Rumah Sakit dr. Sitanala, Guna Karya Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten, Ahad (20/9) lalu.

Kegiatan yang digelar di Masjid Rachmi Hatta yang dibangun oleh mendiang istri Proklamator Indonesia Bung Hatta itu diikuti lebih dari 100 warga di lingkungan rumah sakit dr. Sitanala. Kegiatan pengobatan gratis ini bekerja sama dengan Nala City, komunitas pemberdayaan ekonomi terhadap orang yang pernah menderita kusta (OYPMK).

Menurut Syamsu Toha (56), salah satu salah satu warga yang berobat saat itu mengatakan, mayoritas warga yang menderita Kusta itu merasa sangat senang dan diperhatikan oleh pihak luar. Karena sangat jarang orang yang dari luar komplek Sitanala yang datang ke lokasi tersebut.

”Mereka pada takut tertular pak, padahal kata dokter kalau daya tahan tubuh kita kuat dan tidak bersentuhan langsung dengan penderita aktif, mereka tidak akan tertular,” tutur pria yang kerap disapa Toha ini.

Toha mengungkapkan, selama ini untuk fasilitas pengobatan penderita kusta biasanya hanya didapatkan dari RS Kusta dr. Sitanala. Namun terkadang ada beberapa obat yang persediannya habis sementara obat tersebut sangat diperlukan oleh pasien penderita Kusta.

”Anak saya berobat, disuruh nunggu dua minggu obatnya, tapi sampai sekarang belum dapet obat DDSnya (diaminodiphenylsofone), yang paling manjur emang cuma obat DDS tapi sekarang obatnya sulit dapetnya,” kata Toha.

Sementara itu dalam kesempatan yang yang sama, perwakilan dari Nala City, Eka Widiyaningtyas ( 23) mengatakan, bahwa Nala City merasa bersyukur bermitra dengan LKC Dompet Dhuafa. Pasalnya ia dan Timnya merasa memiliki rekan yang baru untuk memperhatikan kondisi warga Kp. Sitanala.

“Nala City akan terus berupaya membuat berbagai macam pemberdayaan di Komplek Sitanala. Kita memotivasi mereka supaya lebih baik lagi, karena warga disini kebanyakan agak susah untuk berbaur dengan dunia luar, soalnya mereka kebanyakan merasa minder terhadap penyakit yang mereka derita,” ungkap Eka mengakhiri. (gm/mj/gie)