SITUBONDO, JAWA TIMUR — Dusun Merak, Desa Sumberwaru, dihuni oleh kurang lebih 400 Kepala Keluarga dengan mata pencaharian peternak dan berkebun. Letaknya masih dalam kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Masyarakat di wilayah ini hampir semuanya berternak sapi, dan domba atau kambing, namun semua hewan ternak tersebut bersifat bagi hasil dengan pemodal.
Hewan-hewan ternak ini, oleh warga Dusun Merak tidak untuk dikurbankan karena faktor ekonomi yang sulit. Ibu Lasemi (60) salah satu warga Dusun Merak menuturkan, kalau penghidupan dirinya bergantung pada ternak domba dan upah dari menjadi buruh di kebun orang lain.
“Kami tidak ada pendapatan bulanan mas, kalau uang habis kami jual domba, kalau dombanya beranak, alhamdulillah, kalau tidak beranak, ya, kami syukuri saja,” aku ibu dua orang anak ini.
Ibu Lasemi bersyukur karena semenjak kehadiran tim Dompet Dhuafa Jawa Timur yang datang ke Dusun Merak, akhirnya kini ia bisa merasakan daging.
“Kami memang ternak domba tapi belum pernah tahu rasa dagingnya seperti apa. Karena sebagian menganggap, daripada disembelih untuk kurban, lebih baik untuk beli beras, mas,” ujarnya sambil memberi makan domba.
Dompet Dhuafa Jawa Timur mendistribusikan daging kurban ke Dusun Merak sebagai upaya dalam pemerataan daging di provinsi paling timur Pulau Jawa. “Kami mendistribusikan sebanyak 1.100 hewan kurban setara domba atau kambing ke 30 titik lokasi di Situbondo dan Banyuwangi,” terang Achmad Efendi PIC Tim Tebar Hewan Kurban (THK) di Situbondo.
Hingga hari tasyrik terakhir, proses distribusi daging kurban masih terus dilakukan oleh THK di ujung timur Pulau Jawa. (Dompet Dhuafa / Aryo Prasojo)