BOGOR — Di Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Dompet Dhuafa mengadakan kegiatan bertajuk ‘Pelatihan Manajemen Kebencanaan’. Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari 2 malam, yaitu pada Kamis – Sabtu (22-24/8/2019). Kegiatan pelatihan tersebut merupakan program rutin yang digelar untuk para amil dan amilat maupun relawan Dompet Dhuafa.
Direktur DMC (Disaster Management Centre) Dompet Dhuafa, Benny, mengatakan bahwa program pelatihan diselenggarakan sinergi oleh Direktorat HCKM (Human Capital Knowledge Management) dan Organ DMC Dompet Dhuafa, yang bertujuan sebagai penguat dasar pengetahuan dan pengalaman manajemen kebencanaan bagi setiap amil dan amilat maupun relawan Dompet Dhuafa.
“Penyelenggaraan pelatihan ditujukan bagi setiap amil, amilat dan relawan Dompet Dhuafa, agar memiliki pengalaman manajemen kebencanaan, baik ketika bertugas di lokasi bencana maupun perlindungan bagi diri sendiri di wilayah sekitarnya. Kebencanaan merupakan pilar dari Dompet Dhuafa, bahkan Indonesia,” terang Benny.
Pelatihan itu dilakukan di alam terbuka kawasan Gunung Bunder, Bogor, berkonsep perkemahan. Sejak kedatangan di lokasi, para peserta mulai membangun beberapa tenda, yakni tenda mushala, kelas, dan tenda-tenda sebagai tempat tinggal. Mencari dan memasak makanan ala semi survival, tanpa aktivitas gadget. Setingnya sebagaimana jika berada di lokasi bencana dengan akses terputus dan daerah yang sulit dijangkau.
“Dalam pelatihan tersebut, para peserta diberikan beberapa materi manajemen kebencanaan hingga praktek simulasinya. Selama 3 hari itu pula, para peserta dihadapkan pada kondisi seolah berada di kondisi bencana. Cemas, panik, ribet, tapi seru,” aku Rionaldy, salah satu peserta dari Divisi Markom Dompet Dhuafa.
Rionaldy juga mengungkapkan, walaupun dirinya beberapa kali hobi melakukan kegiatan outdoor seperti mendaki gunung, namun pelatihan kebencanaan adalah pengalaman baru baginya. Tentu saja, para peserta melakukan simulasi evakuasi pertolongan dan medis, membentuk dapur umum, hingga mengolah logistik.
“Ini pemantik untuk memperbarui wawasan tentang awas bencana. Karena tentunya tiap bencana memiliki karakter tersendiri dan terjadi di lokasi berbeda-beda pula. Juga bukan hanya melakukan pertolongan dengan cepat. Namun pelatihan tentang mengelola pertolongan di lokasi bencana,” ungkap Rionaldy. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)