JAKARTA — Tebar Hewan Kurban (THK) merupakan salah satu program Dompet Dhuafa untuk membuat ibadah idul adha semakin berkah dan manfaat. Bagaimana tidak, THK telah banyak memberdayakan para peternak kecil hingga di kawasan pelosok Nusantara. Tidak hanya itu, dengan hadirnya THK, pembagian daging-daging kurban pun semakin merata tidak hanya di kota metropolitan saja, melainkan menjangkau desa-desa terpencil Indonesia.
Dompet Dhuafa tidak ingin merebaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan-hewan ternak mengganggu khidmatnya ibadah kurban. Oleh itu, pada Selasa (31/5/2022), Dompet Dhuafa mengadakan sebuah acara talkshow dengan tema “Menjaga Kualitas Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK” yang berlangsung secara luring di Gedung Philanthropy Dompet Dhuafa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dan secara daring pada kanal YouTube DDTV.
Ketua Program Tebar Hewan Kurban (THK) 2022, Dian Mulyadi menyampaikan, meski Majelis Ulama Indonesia (MUI) memperbolehkan hewan yang terinveksi PMK bisa dikurbankan karena tidak berpengaruh terhadap manusia, namun Dompet Dhuafa tetap teguh untuk semaksimal mungkin menjaga setiap hewan kurban benar-benar sehat. Dian juga menjamin bahwa hewan kurban di Dompet Dhuafa adalah hewan yang sehat.
“Kami memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa hewan kurban di Dompet Dhuafa adalah hewan yang sehat,” tegasnya pada sesi acara talkshow tersebut.
Pria Sembada, seorang dosen Institut Pertanian Bogor menjadi salah satu narasumber pada acara ini. Ia menjelaskan, PMK ini berasal dari virus yang menyerang hewan berkaki empat terutama pada hewan-hewan ternak seperti kambing, sapi, kerbau dan lainnya. Jika dilihat gejala-gejalanya secara umum adalah terlihat tidak mau makan, kemudian demam tinggi yang mengakibatkan penurunan performa, penurunan jumlah air susu dan bobot badan. Itu patut diwaspadai sebagai terinveksinya hewan penyakit PMK. Jika gejala ini terjadi, maka peternak harus segera memisahkan ternak yang terjangkit.
Tidak dipungkiri bahwa virus ini menyebarnya sangatlah cepat. Bukan hanya hewan ternak saja yang bisa menularkan, justru manusia lah yang menjadi vektor penyebaran virus ini. Meskipun virus ini tidak berdampak kepada manusia dari segi kesehatan, namun akan sangat berdampak pada ekonomi. Belum lagi biaya untuk penanggulangannya tidak sedikit. Pria menghimbau seluruh ternak terutama yang berada di zona merah untuk segera melakukan bio-scurity yang ketat terhadap hewan dan kandang.
“Rekan-rekan kami sudah mulai resah karena pasokan hewan kian menurun. Biasanya wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya di-supplay dari daerah timur, termasuk Jawa Timur, Bali, Sulawesi dan seterusnya. Dengan adanya wabah ini, pemerintah juga menetapkan karantina dan untuk lintas provinsi harus dilakukan karantina selama 2 (dua) pekan. Para peternak pun sudah mulai merasa ketakutan (panic selling) hewan-kewan ternak mereka sakit dan mati. Untuk menjualnya juga susah akhirnya mereka menjual dengan harga yang sangat murah.” jelasnya.
Meski begitu, hingga saat ini pemerintah melalui badan pangan memperkirakan pasokan hewan untuk kurban masih cukup. Pemotongan hewan kurban pada tahun lalu sekitar 1,6 juta ekor, pada tahun ini diperkirakan pada angka 1,7 juta ekor. Jumlah tersebut diproyeksikan masih cukup dengan dikover oleh daerah-daerah yang tidak berada di zona wabah PMK.
Editor Harian Media Indonesia Eko Suprihatno memandang dari sisi media. Menurutnya, isu PMK adalah isu yang sangat seksi untuk diberitakan. Penularannya luar biasa masif membuat wajar sekali jika Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencabut status bebas PMK di Indonesia karena terhitung ada jutaan hewan yang terkena PMK di Indonesia.
Sedikit berbeda dengan Pria, Eko mengajak masyarakat untuk tetap hati-hati dan waspada meskipun PMK tidak berdampak kepada manusia. Kondisi paska pandemi covid-19 ini saja masih belum pulih sepenuhnya. Dengan situasi baru yang terjadi ini, akan membuat masyarakat menjadi sight back terhadap apa yang baru saja terjadi.
Ia kemudian mengapresiasi Dompet Dhuafa yang dengan tegas memastikan hea yang akan dikurbankan adalah hewan yang sehat dan bebas dari penyakit khususnya PMK. Ia dan rekan-rekan media lainnya akan turut mendukung dengan memberitakan hal-hal yang positif dan edukatif tidak dengan menyebar ketakutan dan kepanikan.
“Saya sangat senang Dompet Dhuafa berani menjamin hewan yang akan dikurbankan adalah yang sehat, meskipun MUI menyatakan hewan yang terkena virus ini bisa dikurbankan karena tidak menular kepada manusia. Rekan-rekan media paham bahwa pemilihan diksi, kata, kalimat yang diberitakan itu sangat berpengaruh kepada pemahaman masyarakat. Kami tidak menampilkan beritahu berita yang menakut-nakuti, berita yang akan memperkeruh suasana. Kami sajikan berita berita yang berisi edukasi, harapan, dan kalimat kalimat yang positif,” ucapnya. (Dompet Dhuafa / Muthohar)