GPDRR di Bali Jadi Ajang Penguatan Program PRB DMC Dompet Dhuafa

BADUNG, BALI — Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa turut hadir dalam The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada Rabu dan Kamis lalu (25 & 26/05/2022).

Sebagai tuan rumah GPDRR ke-7, Indonesia mengusung tema “Memperkuat Kemitraan Menuju Resiliensi Berkelanjutan,” dengan jargon “Gotong royong Tangguh Bencana”. GPDRR juga diharapkan bisa meningkatkan kapasitas aktor lokal-nasional tetap menjunjung tinggi kearifan lokal dalam kesiapsiagaan bencana untuk resiliensi berkelanjutan.

DMC Dompet Dhuafa sebagai lembaga penanggulangan bencana, selalu menyelenggarakan program ke dalam satu siklus kebencanaan, yakni pra-bencana, saat bencana, dan pasca-bencana. Dalam tahap pra-bencana, DMC memiliki program Kawasan Tanggap Bencana, Adaptasi Perubahan Iklim, dan Edukasi Mitigasi Kebencanaan.

Dalam program Kawasan Tanggap Bencana, DMC melakukan pembentukan forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) bagi masyarakat lokal, pemetaan titik wilayah rawan bencana, pembuatan kalender musim, dan menyusun rencana tindak lanjut (RTL) untuk kontigensi dan mitigasi jangka panjang.

Kemudian dalam program Adaptasi Perubahan Iklim, DMC melakukan kampanye tentang kepedulian lingkungan kepada masyarakat di semua kalangan. Sehingga perspektif peduli lingkungan bisa diadaptasi oleh semua masyarakat. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Selain itu DMC juga mengembangkan ekowisata berbasis mitigasi bencana dengan optimalisasi kearifan lokal masyarakat setempat.

Terakhir, dalam program Edukasi Mitigasi Kebencanaan, DMC mengadakan pelatihan soft skill dan hard skill kebencanaan bagi masyarakat luas. Mulai dari vertical rescue, water rescue, dan jungle rescue. Selain itu DMC juga memberikan pelatihan dalam respons tanggap darurat seperti manajemen pos relawan bencana, pembuatan dapur umum, hingga pelatihan pertolongan pertama medis.

“Terima kasih bagi penyelenggara yang sudah mengizinkan kami turut serta dalam perhelatan acara GPDRR tahun ini. Ini merupakan momen peluang bagi para stakeholder maupun pegiat kemanusiaan dalam bidang kebencanaan untuk saling berkolaborasi dan saling menguatkan program-program intervensi yang akan diusungkan dalam respons kebencanaan,” jelas Haryo Mojopahit selaku Chief Executive DMC Dompet Dhuafa seusai menghadiri GPDRR.

Pertemuan GPDRR terbagi menjadi beberapa sesi utama, yakni High Level Dialogue, Ministerial Roundtable, dan Side Events. Sejumlah tema yang dibahas pada High Level Dialog adalah Where do we stand? Global and regional perspectives on implementing the Sendai Framework” dan “Strengthening Disaster and Climate Risk Governance at National and Local Levels”. Sementara tema yang dibahas pada Ministerial Roundtable diantaranya “Scaling-up Disaster Risk Reduction to Tackle the Climate Emergency”.

“Kami semua sangat senang melihat Bali, berkumpul acara tatap muka hari ini dalam skala besar. Saya telah diberitahu bahwa sekitar tujuh ribu peserta telah mendaftar untuk pertemuan hari ini. Ini merupakan bukti komitmen kuat dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo untuk memerangi Covid-19 dan mengembalikan negara ke jalur pemulihan,” kata Abdulla Shahid selaku Presiden Majelis Umum PBB.

Lebih lanjut, Abdulla Shahid mengajak dan meminta dunia mencontoh Indonesia yang proaktif berinvestasi pada resiliensi penanggulangan agar tangguh menghadapi bencana.

“Indonesia merupakan negara rentan bencana namun dapat proaktif berinvestasi pada penanggulangan, sehingga banyak yang bisa dipelajari dari model yang telah diterapkan oleh Indonesia. Pandemi COVID-19 telah membuktikan bahwa seperti itulah apa yang disebut sebagai sebuah risiko dari bencana,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya mengatakan, bahwa Indonesia merupakan negara rawan bencana, seperti gempa bumi disertai tsunami, letusan gunung berapi, bahkan kebakaran hutan. Namun dengan berbagai upaya, bencana tersebut dapat teratasi dan ditekan seminimal mungkin.

“Indonesia merupakan negara rawan bencana. Di tahun 2022 saja per 23 Mei telah terjadi bencana sebanyak 1.613. Rata-rata dalam sebulan terjadi 500 kali gempa, skala kecil maupun besar,” kata Presiden.

Melalui acara ini, DMC Dompet Dhuafa akan menghadirkan program mitigasi kebencanaan yang berfokus pada satu wilayah rawan bencana di Indonesia. Program tersebut akan melibatkan lebih banyak mitra dan relawan serta akan menjangkau lebih luas penerima manfaat yang akan dibantu.

“Dalam waktu dekat, DMC Dompet Dhuafa akan menggencarkan program mitigasi berbasis wilayah pesisir. Program ini masih terus didiskusikan, namun tunggu tanggal peluncurannya,” tutup Haryo. (Dompet Dhuafa / DMC)