Guruku Sahabatku

Guruku tersayang
guru tercinta tanpamu apa jadinya aku…
Tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal..
guruku terima kasihku…

Nyatanya diriku kadang buatmu marah…
namun segala maaf kau berikan..

Selamat pagi semua
ku nantikan dirimu
di depan kelasku menantikan kami..
(Terima Kasih Guruku, AFI Junior)

Wahai Guruku, seseorang yang selama ini menjadi salah satu pihak yang paling berpengaruh dalam hidup ini. Setelah orang tuaku tentunya. Engkau sendiri adalah orang tuaku di sekolah. Ibu dan Ayahku memercayakan sepenuhnya tanggung jawab atas diriku di sekolah kepadamu. Tentunya hal tersebut bukan tanpa alasan. Alasan yang agak klise memang, akan tetapi begitu besar makna dan esensinya. Mereka ingin memiliki anak yang mempunyai ilmu, pendidikan yang layak, dan ke depannya menjadi pribadi yang paripurna dan proporsional. Hal tersebut memang tanggung jawab yang besar bagimu. Dengan kata lain, Aku dititipkan oleh orang tuaku kepadamu untuk diberi pengajaran, dididik, serta dibina. Aku yakin tanggung jawabmu tidak semudah mengembalikkan telapak tangan. Begitu berat dan sulitnya menanggung segala apa yang telah diamanatkan.

Di mataku, dirimu lebih dari sekedar guru. Ada sesuatu hal yang lebih dari sekedar kata “guru” yang identik dengan mengajar dan mendidik. Hal lain yang saya rasakan, Engkau adalah sahabatku. Sahabat yang senantiasa memberikan spirit. Sahabat yang selalu menjadi tempat curahan hati baik suka maupun duka. Sosok seorang sahabat yang selalu mengingatkanku ketika lengah dan menyemangatiku ketika diri ini lemah.

Izinkanlah dalam kesempatan ini Aku meminta maaf kepadamu. Maafkan diriku ini atas kesalahan yang pernah dilakukan baik disengaja maupun tidak. Maafkan Aku jika pernah membencimu. Maafkan Aku jika pernah melecehkanmu. Maafkan Aku jika pernah menyakiti hatimu. Padahal dirimu selalu menyayangiku, memperhatikanku, mendoakanku, dan mendidik dengan penuh keikhlasan. Pantaslah Engkau mendapat gelar pahlawan tanpa tanda jasa. Jasamu begitu besar, akan tetapi Engkau tidak ingin pamer dan mendapatkan sesuatu yang muluk-muluk. Engkau begitu perhatian di sekolah, padahal Aku bukan anakmu. Sampai-sampai anakmu sendiri dititipkan kepada orang lain untuk sekedar mengajar dan mendidik anak orang lain. Waktu dengan anakmu sendiri tersita olehku. Betapa besar pengorbananmu.

Sahabat sejati adalah sahabat yang senantiasa menyayangi, mencintai dan mendoakan sahabatnya. Maka dari itu, Aku selaku sahabatmu mengucapakan terima kasih sebesar-besarnya terhadap pengorbanan dan dedikasi yang begitu besar terhadap diriku serta teman-temanku pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Aku menyayangimu dan kudoakan semoga amal yang telah Engkau perbuat diterima oleh Tuhan Yang Maha Penyayang dan mendapat balasan yang setimpal. Aamiin. 

Selamat Hari Guru, Guruku tersayang. Guruku tercinta, tanpamu apa jadinya aku..

Dari muridmu yang menyayangimu. (gie)