Hadapi Kesulitan, Wiji Astutik: Alhamdulillah Ada STF Dompet Dhuafa

Di pagi yang cerah dengan senyum penuh syukur, ibu muda yang satu ini dengan sigap dan cekatan membuka warung sembako. Warung sembako yang dirintisnya susah payah ini, kini menjadi tumpuan hidupnya dalam mencukupi kebutuhan keluarga.

Monggo (silahkan) mau beli apa bu?,” ujar Wiji Astutik (36) salah satu penerima manfaat Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa, saat melayani pembeli.

Kegigihan dan kesabaran Wiji, demikian sapaan akrabnya sehari-hari membuatnya berhasil membantu memperbaiki ekonomi keluarga. Sang suami yang setiap harinya berprofesi sebagai supir angkutan umum dirasanya belumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Penghasilan suami saya nggak tentu. Sehari kadang Rp 45 ribu, tapi kalo sepi penumpang pernah bawa Rp 20 ribu aja per hari,” ujar ibu 4 orang anak ini.

Atas kondisi tersebut, Wiji pun segera memutar otak , mencari ide untuk membantu sang suami. Melihat jarangnya usaha warung sembako yang digeluti di sekitar wilayah Pondok Pucung, Tangerang selatan di mana ia tinggal, akhirnya ia pun memutuskan untuk membuka usaha warung sembako.

Tidak mudah bagi Wiji untuk mendirikan usaha sembako tersebut. Pasalnya, saat itu ia tidak memiliki uang untuk modal usahanya. Simpanan tabungan yang dimilikinya sudah habis untuk biaya makan sehari-hari dan pendidikan anak-anaknya.

“Apalagi saat itu anak saya mau ujian, saya bingung. Di satu sisi saya ingin pakai uang itu untuk modal usaha. Tapi saya utamakan pendidikan anak saya,” terangnya.

Belum selesai masalah yang Wiji hadapi, ia pun merasa tertekan dengan masalah lainnya. Anak bungsunya yang mengalami down sindrom kini tengah memasuki usia yang cukup untuk menempuh pendidikan dasar. Namun lagi-lagi, karena tersandung masalah biaya, ia pun belum mampu mendaftarkan anaknya ke sekolah khusus (luar biasa) penderita down sindrom itu.

“Itu sekolah khusus, udah pasti biayanya sangat mahal. Saya sempat putus asa waktu itu dan ngerasa nggak mampu banget,” paparnya.

Meski menghadapi berbagai rintangan kehidupan, Wiji tak ingin terus berputus asa dan terus mengeluh akan nasib yang dialaminya. Dengan niat, usaha, dan terus berdoa, ia pun bertekad mewujudkan impiannya dalam membangun usaha warung sembako.

Berbagai upaya dan usahapun dilakukan Wiji untuk mendapatkan modal usaha mulai dari, meminjam uang dengan kerabat hingga tetangga terdekat. Namun, tidak banyak kerabat dan tetangganya yang mampu membantu mewujudkan harapannya tersebut.

“Saudara saya hidupnya pas-pasan. Kalo tetangga saya, cepet banget nagihnya. Saya jadi nggak enak,” ucapnya.

Ketika upaya yang dilakukannya belum berhasil, hanya kekuatan doa yang dilantunkan Wiji dan keluarga setiap harinya, agar keinginannya untuk mendapatkan pinjaman modal dan mendirikan warung sembako dapat terwujud.

Alhamdulillah, doa yang dipanjatkannya selama ini di dengar oleh Yang Maha Kuasa. Sahabat dekatnya tiba-tiba memberikan informasi tentang Program Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa kepada Wiji. Pinjaman modal usaha tanpa bunga yang ditawarkan STF ini membuatnya semakin berharap dapat dibantu oleh salah satu program ekonomi Dompet Dhuafa ini.

Tanpa keraguan dan atas izin suaminya, Wiji pun akhirnya mendaftar dan bergabung dengan program STF Dompet Dhuafa Cabang Tangerang Selatan. Alhamdulillah, pinjaman pertama sebesar Rp 750 ribu yang diperolehnya tersebut langsung dimanfaatkannya untuk memberi barang dagangannya seperti beras, mie instan, sabun mandi, makanan ringan, dan lain sebagainya.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur, STF Dompet Dhuafa membantu saya. Modal usaha ini saya akan manfaatkan sebaik mungkin,” pungkasnya. (uyang/gie)