Hadapi MEA 2015, Dompet Dhuafa Maksimalkan Produk Pemberdayaan

Seorang pengrajin gula semut binaan Dompet Dhuafa di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Foto: Dokumentasi Dompet Dhuafa)

TANGERANG SELATAN—Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Dompet Dhuafa akan memaksimalkan hasil produk hasil pemberdayaan masyarakat yang dilakukan selama ini. Salah satunya adalah dengan memaksimalkan produk gula semut produksi kelompok binaan di Kulon Progo dan Pacitan.

“Lebih kepada pengembangan bisnisnya. Secara umum, kami akan support (dukung) dalam hal pengemasan produk dan meluaskan pasarnya,” ujar General Manager Pengembangan Ekonomi Dompet Dhuafa, Tendy Satrio di Tangerang Selatan, Rabu (29/10).

Lebih lanjut Tendy menerangkan, program ini merupakan lanjutan dari program pemberdayaan ekonomi pengrajin gula semut di Pacitan pada 2006-2008 dan Kulonprogo pada 2011-2013. Saat ini, mitra pengrajin gula semut di Pacitan berjumlah 143 Kepala Keluarga (KK) dan di Kulunprogo berjumlah 27 KK.

Dengan adanya pengembangan industri gula semut tersebut diharapkan dapat lebih mensejahterakan para pengrajin gula semut binaan Dompet Dhuafa. Sebab, pengembangan bisnis tersebut dapat menambah nilai tambah sebuah produk.

“Selama ini, pengrajin gula semut dampingan Dompet Dhuafa menjual produknya secara curah. Belum dikemas dan diberi merek. Dijualnya ke perantara kemudian dijual lagi ke yang lain,” ungkap Tendy.

Upaya Dompet Dhuafa dalam pengembangan industri gula semut tersebut antara lain pengembangan produk turunan, penguatan kapasitas bisnis koperasi, peningkatan dan standarisasi mutu produk gula semut, serta penguatan jaringan kemitraan bisnis (akses pasar).

Dari segi penguatan kapasitas bisnis koperasi, rencananya akan dibangun sebuah rumah produksi bernama Rumah Gula. Rencananya Rumah Gula akan dibangun di Kulonprogo. “Dari segi pasar, dalam negeri kami akan ekspansi seperti ke hotel, restoran, pabrik, industri kecap, dll. Tentu diekspor juga karena tidak semua negara memiliki produk gula semut,” terang Tendy.

Produk gula semut Indonesia memang dikenal memiliki kualitas baik atau layak ekspor. Hal ini lantaran produksi gula semut berbahan alami, tanpa Bahan Tambahan Pangan (BTP). Gula semut juga baik untuk kesehatan karena indeks glisemik rendah dan cocok untuk penderita diabetes.

Menuju MEA 2015 yang sebentar lagi akan diberlakukan memang menjadi salah satu alasan Dompet Dhuafa memaksimalkan produk pemberdayaannya. Hal ini agar para pengrajin gula semut binaan Dompet Dhuafa dapat memaksimalkan peluang dan tidak kalah bersaing dalam pasar bebas Asia Tenggara tersebut.

Pasar bebas MEA 2015 selain mendatangkan peluang juga menghadirkan tantangan. Pasalnya, MEA 2015 membuka arus perdagangan barang dan jasa se-Asia Tengara. Bila tidak dipersiapkan dan dimaksimalkan dengan baik, pelaku usaha dalam negeri bisa kalah bersaing dengan negara lain. (gie)