Helat Wakaf Goes to Campus, Dompet Dhuafa Kenalkan dan Tingkatkan Literasi Wakaf Bagi Generasi Muda

Dompet Dhuafa Gelar Wakaf Goes to Campus

BANDUNG — Pada Minggu (4/6/2023), Dompet Dhuafa kembali menggelar Wakaf Goes to Campus. Tak sendirian, Dompet Dhuafa menggelar acara ini dengan menggandeng Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) dan Kelompok Studi Ekonomi Islam, Islamic Studies and Economic Group (KSEI ISEG) Universitas Padjadjaran. Wakaf Goes to Campus kali ini berlangsung di Masjid Raya Padjajaran, Bandung, Jawa Barat.

Sebagai salah satu instrumen ekonomi Islam, literasi mengenai wakaf masih belum optimal di masyarakat Islam, tak terkecuali pada generasi muda Islam. Hari ini wakaf masih identik dengan 3M, yaitu masjid, madrasah, dan makam. Padahal, potensi wakaf begitu besar untuk membangun kesejahteraan masyarakat.

Literasi wakaf juga masih identik ditunaikan oleh mereka yang telah kaya dan memasuki usia senja. Padahal, wakaf bisa juga dilakukan oleh orang-orang muda, sedini mungkin, dan dengan nominal yang terjangkau.

Baca juga: Mauquf Alaih adalah Aspek Penting dalam Berwakaf, Siapakah Dia?

Dompet Dhuafa Gelar Wakaf Goes to Campus

Wakaf Goes to Campus bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan literasi wakaf bagi kalangan generasi muda Islam, khususnya para mahasiswa yang mengemban misi perubahan ke arah yang lebih baik.

Tema Wakaf Goes to Campus kali ini adalah “The Multiplier Effect of Waqf.” Tema ini dipilih mengingat manfaat wakaf yang luas dan berkelanjutan. Turut hadir dalam acara ini, General Manager Wakaf Dompet Dhuafa, Bobby P. Manullang, Manager Wakaf Dompet Dhuafa, Sulistiqomah, Presidium Nasional Bidang Kelembagaan Fossei, Arya Dwiki Putra, serta Content Creator, Fauzan Ramaditya.

GM Wakaf Dompet Dhuafa Bobby Manullang menyampaikan bahwa potensi wakaf yang luar biasa di Indonesia belum diiringi dengan pemahaman tentang wakaf yang komprehensif dan mendalam, sehingga potensinya belum dapat dioptimalkan. Wakaf adalah instrumen besar bagi suatu negara. Bahkan, menurut Bobby, beberapa negara dengan minoritas muslim sudah menjadikan wakaf sebagai instrumen ekonomi negaranya. Wakaf sebagai instrumen ekonomi Islam memiliki dampak yang begitu besar apabila dioptimalkan sebagai salah satu instrumen ekonomi negara.

Baca juga: Sumur Wakafmu Memberikan Kehidupan dan Mengalirkan Kebaikan di Ciomas Banten

Dompet Dhuafa Gelar Wakaf Goes to Campus

“Namun Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim, pada faktanya tingkat literasi mengenai wakafnya masih rendah,” tutur Bobby.

Di sisi lain, Manager Wakaf Dompet Dhuafa, Sulistiqomah menjelaskan bahwa apabila melihat sejarah, terdapat 3 prinsip dasar wakaf, yaitu harta wakaf yang telah diberikan tidak boleh dijual, tidak boleh digadaikan, dan tidak boleh dipindahtangankan.

“Adapun untuk hasil wakaf atau surplusnya, boleh didistribusikan kepada kaum duafa dan boleh juga kepada keluarga wakifnya yang membutuhkan,” jelasnya.

Baca juga: Wakaf Termasuk Sedekah Jariyah, Ini Penjelasan Al-Quran dan Hadis

Menurut Sulistiqomah, pemahaman tentang wakaf harus disesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini, termasuk pemanfaatan harta wakaf. Hal ini bertujuan agar wakaf dapat menjadi instrumen ekonomi yang strategis dalam menjawab kebutuhan masyarakat.

Dompet Dhuafa Gelar Wakaf Goes to Campus
Bobby P. Manullang selaku General Manager Wakaf Dompet Dhuafa.

“Dari hal ini, wakaf bener-benar dapat diimplementasikan menjadi rahmatan lil alamin,” katanya.

Wakaf Goes To Campus (WGTC) Dompet Dhuafa sebagai bentuk ikhtiar agar generasi muda khususnya kalangan mahasiswa mengenal dan paham mengenai wakaf. Dengan ini, semoga potensi wakaf yang begitu luar biasa dapat dirasakan manfaatnya bukan hanya bagi umat Islam, melainkan juga oleh seluruh lapisan masyarakat. (Dompet Dhuafa/Hafiz/ADP)