Hibur Anak-anak Pengungsi Rohingya, Dompet Dhuafa Buka Sekolah Pengungsi

Aktivitas salah satu relawan Dompet Dhuafa, saat mengisi kegiatan di Sekolah Pengungsi untuk anak-anak pengungsi Rohingya, di Langsa, Provinsi Aceh Timur, pada Jumat (22/5). 

ACEH- Ratusan orang etnis Rohingnya dari Myanmar dan Bangladesh masih berada di pengungsian yang tersebar di tiga titik yang berada di wilayah Aceh. Mereka yang selama berbulan-bulan berada di tengah samudera dan tidak memiliki tempat tinggal masih terlunta-lunta dengan kehidupan yang mendatang.

Berada di negeri orang bukan menjadi pilihan bagi mereka. Menjadi warga negara asing tanpa bekal yang memadai jelas membuat para pengungsi yang terusir dari negerinya ini merasa bingung. Bukan hanya bekal materi yang diperlukan, namun bekal fisik dan mental juga sangat dibutuhkan.

Hal tersebut terbukti dengan banyak dari pengungsi yang tidak mengerti kebiasaan dan bahasa daerah setempat. Dengan itu, Tim Respon Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa membentuk sekolah Pengungsi. Dompet Dhuafa untuk Rohingnya di salah satu posko di wilayah Kuala Langsa, Provinsi Aceh Timur.

Menurut Iskandar, Tim Respon DMC Dompet Dhuafa, sekolah pengungsi tersebut bertujuan agar para pengungsi dapat mempelajari bahasa Indonesia. Selain bahasa Indonesia, pengungsi juga dapat mempelajara bahasa lainnya, yaitu Inggris,  Rohingnya, dan Bangladesh.

Selain untuk mengenalkan bahasa, kegiatan tersebut lebih bertujuan untuk menghasilkan komunikasi yang baik antara relawan dan pengungsi. “Kendala antara pengungsi dan pekerja kemanusiaan di sini adalah komunikasinya,” papar Iskandar dalam pesan singkat  WhatsApp yang disampaikannya, Jumat (22/5).

Dari hal tersebut, tim respon DMC Dompet Dhuafa berinisiatif untuk membuka sekolah pengungsi. Iskandar menambahkan, selain belajar bahasa, sekolah pengungsi ini juga mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga mereka dapat hidup nyaman selama di pengungsian. (Gita)

 

Editor: Uyang