Jambi — Hampir tiga bulan ini warga Sumatera terpaksa menghirup udara yang tidak sehat. Pandangan pun tidak jelas lantaran kabut asap yang membatasi jarak pandang. Jumlah titik api terus bertambah, sehingga menambah kepekatan udara di sana.
Pada Minggu (18/10) hingga malam, asap semakin pekat. Syukur, pada siang ini kepekatan asap berkurang. Aktivitas warga pun tetap berjalan seperti biasa, seolah kabut ini bukan persoalan penting bagi mereka.
Namun, dikatakan oleh Ibnu Isnaeni, Koordinator Respon Kabut Asap Dompet Dhuafa Jambi, warga mengeluhkan hujan yang belum turun. “Justru yang semakin terasa adalah hujan yang belum turun juga, sehingga kekeringan semakin terasa,” kata Ibnu melalui pesan singkat pada Senin (19/10). Bahkan ketua RT 19, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Jambi Selatan, dan lurah Simpang 3 Sipin, Kecamatan Kota Baru meminta untuk diadakan operasi air bersih.
Tidak hanya itu, hujan yang belum turun juga mengakibatkan sejumlah lahan pertanian kering hampir empat bulan. Seperti yang terjadi pada lahan yang ditanami sayur mayur dan cabai di Kelurahan Pematang Sulur. Dengan keringnya lahan masyarkat, maka akan terjadi ancaman baru dari sektor ekonomi, yaitu potensi gagal panen.
Pada hari ini, tingkat konsentrasi partikulat 10 (PM10) (Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron) mencapai 1200 atau dalam kondisi berbahaya. Semoga hujan lekas membasahi tanah Jambi dengan rutin, sehingga kabut asap cepat reda dan kekerinan teratasi. (Dompet Dhuafa/Erni)
Donasi Bapak Ibu dapat disalurkan melalui :
BCA 237.304.7171
Mandiri 101.000.6475.733
Bapak/ibu juga dapat menyalurkan bantuan dengan kartu debit, kartu kredit, akun paypal atau ipaymu melalui portal donasi online Dompet Dhuafa di link :bit.ly/DaruratAsap
Gelora aksi #MelawanAsap juga dapat Anda simak di acara @HitamPutihT7 di link:
Info lebih lanjut, hubungi layanan donatur Dompet Dhuafa di 021-7416050